Ulasan Taktik dan Statistik Final Europa League 2014-15: Dnipro Dnipropetrovsk vs Sevilla FC

Oleh Adhitya Warman

Europa League Final 14-15
sumber: soccer-daily.net

Sevilla berhasil mengatasi perlawanan Dnipro Dnipropetrovsk di laga puncak Liga Europa 2014-15 yang dilangsungkan di Stadion Narodowy, Warsawa, Kamis dinihari (28/5) WIB. Untuk yang kedua kalinya setelah edisi 2006-07, klub asal Andalusia ini mempertahankan gelar Liga Europa, yang kala itu masih bernama Piala UEFA.

Kemenangan ini menorehkan rekor baru dalam buku sejarah kompetisi kasta kedua di benua Eropa ini, di mana Sevilla kini menjadi tim dengan koleksi gelar terbanyak (4), mengungguli Inter Milan, Juventus, dan Liverpool (3).

Berikut ulasan taktik dan statistik laga Dnipro Dnipropetrovsk vs Sevilla.

Susunan pemain
Myron Markevych menggunakan skema 4-5-1 dengan memilih Nikola Kalinic untuk mengisi pos number 9. Evgen Seleznyov yang menjadi pahlawan atas sumbangan dua golnya pada partai semifinal melawan Napoli justru harus memulai laga dari bangku cadangan.

Sementara Unai Emery masih menerapkan skema 4-2-3-1 dengan menggunakan Carlos Bacca sebagai ujung tombak dibandingkan Kevin Gameiro yang selalu menjadi pilihan utama pada awal kompetisi. Hal yang sedikit mengejutkan ialah Aleix Vidal yang sejatinya merupakan seorang winger dipilih untuk beroperasi di pos bek kanan pada laga ini.

Babak pertama
Di awal laga, Sevilla berhasil menguasai permainan dan mengambil inisiatif serangan dari kedua sisi lapangan khususnya dari sisi kanan. Aleix Vidal sering kali melakukan overlaping run ke depan untuk mengeksploitasi sisi kiri pertahanan Dnipro. Ruang yang ditinggalkan oleh Aleix Vidal di-cover secara baik oleh Stephane Mbia guna mengantisipasi transisi serangan balik dari sisi kiri Dnipro melalui sang winger Yevhen Konoplyanka.

vidal-mbia
Build-up play dari sisi kanan Sevilla pada awal laga hingga menit ke-15; (kiri) Lokasi Aleix Vidal menerima bola yang banyak melakukan overlap run ke depan, (kanan) Lokasi Stephane Mbia menerima bola yang meng-cover area yang ditinggalkan Aleix Vidal. sumber: squawka

Namun, penempatan posisi Stephane Mbia yang terlalu jauh ke kanan serta Ever Banega dan Grzegorz Krychowiak yang memposisikan diri terlalu jauh melebar secara vertikal ke depan membuat lini tengah Sevilla sedikit kesulitan dalam menghadapi pressing dari lini tengah Dnipro. Minimnya opsi umpan di tengah membuat kedua bek tengah Los Rojiblancos kerap melepaskan umpan ke kedua sisi lapangan. Hal ini tentunya menguntungkan Dnipro untuk menjebak dan mengisolir Sevilla di pinggir lapangan. Tercatat hanya dua dari tujuh umpan yang dilepaskan kedua bek tengah Sevilla menuju sepertiga lapangan akhir berhasil diterima rekan-rekannya di awal laga.

2 sevilla's CD
Umpan-umpan yang dilepaskan oleh kedua bek tengah Sevilla, Daniel Carrico dan Timothee Kolodziejczak pada awal laga hingga menit ke-15. Sumber: Squawka

Kedua full-back Sevilla yang naik terlalu tinggi dimanfaatkan Dnipro untuk mencetak gol pembuka melalui skema serangan balik cepat pada menit ke-7. Berawal dari umpan panjang Artem Fedetsky ke Nikola Kalinic yang begerak ke sisi kanan, sang number 9 menyundul bola mengarah ke Matheus untuk kemudian bergerak ke kotak penalti menyambut kembali umpan lambung dari Matheus. Kombinasi satu-dua ini pun diselesaikan dengan baik oleh tandukannya untuk merobek jala Sergio Rico.

Tertinggal satu gol membuat Unai Emery melakukan perubahan dalam membangun serangan. Grzegorz Krychowiak bermain sedikit lebih ke dalam untuk membantu Daniel Carrico dan Timothee Kolodziejczak dalam membangun serangan dari belakang. Ever Banega menjadi penghubung ke Jose Reyes dan Vitolo yang cenderung bergerak lateral ke tengah untuk saling bertukar posisi dan menekan jangkar dari Dnipro.

Perubahan ini menjadi solusi permasalahan Sevilla di awal laga. Setelah berhasil menyamakan kedudukan melalui Grzegorz Krychowiak pada situasi set-play di menit ke-28, pergerakan lateral Jose Reyes ke tengah dalam mengeksploitasi ruang diantara sang pivot Jaba Kankava dan kedua full-back Dnipro, dimanfaatkan oleh Carlos Bacca untuk bergerak ke channel. Umpan terobosan dari Jose Reyes diselesaikan dengan baik oleh Carlos Bacca untuk membalikkan keadaan.

Dnipro yang tertinggal mencoba menyamakan skor melalui skema yang sama seperti gol pertama mereka terciptanya. Sayangnya, jarak lini tengah dan lini depan yang begitu lebar membuat umpan-umpan panjang kepada Nikola Kalinic tidak efektif. Kalinic yang bergerak ke sisi lapangan untuk menciptakan ruang di tengah pun tidak disambut oleh rekan-rekannya untuk mengisi zona tengah. Gol penyama kedudukan pun berasal dari bola mati, di mana tendangan bebas Ruslan Rotan tidak mampu dijangkau oleh penjaga gawang Sergio Rico di penghujung babak pertama.

kalinic
Lokasi Nikola Kalinic menerima bola di sepanjang laga, banyak memberikan manuver pergerakan ke sisi lapangan untuk menciptakan ruang di tengah. Sumber: Squawka

Babak kedua
Usai turun minum, Los Rojiblancos justru semakin mendominasi jalannya laga. Kombinasi pergerakan lateral Jose Reyes dan Vitolo untuk memberikan umpan-umpan terobosan vertikal ke Carlos Bacca kerap menjadi ancaman bagi Dnipro. Kedua sayap Sevilla ini berhasil mengeksploitasi ruang di sebelah Jaba Kankava yang berperan sebagai single pivot.
Skema ini kembali membuahkan gol kemenangan bagi Sevilla di menit ke-73.

Jaba Kankava yang gagal menutup pergerakan dari Vitolo yang bergerak masuk ke tengah, membuat Vitolo berhasil melepaskan umpan vertikal ke Carlos Bacca yang bergerak ke channel. Dengan tenang penyerang Kolombia tersebut melekkan tembakan akurat dengan kaki kirinya. Sevilla pun kembali berhasil unggul 3-2.

reyes-vitolo
Pergerakan kedua sayap Sevilla yang masuk ke tengah dan saling bertukar posisi di sepanjang laga; (kiri) Lokasi Jose Reyes menerima bola, (kanan) Lokasi Vitolo menerima bola. Sumber: Squawka

Myron Markevych menyadari kelemahan sistemnya tersebut dengan menarik keluar Valeriy Fedorchuk dan memasukkan Roman Bezus untuk menggunakan double pivot di lini tengah guna membendung pergerakan dari kedua sayap Sevilla yang bergerak masuk ke tengah. Pahlawan di laga semifinal Evgen Seleznyov juga diturunkan untuk mengejar ketertinggalan dari klub asal Spanyol tersebut.

Sayangnya, hingga peluit panjang dibunyikan Dnipro gagal mencetak gol penyama kedudukan guna memaksa laga hingga babak tambahan. Sevilla pun berhasil meraih gelar juara keempat kalinya di ajang Liga Europa.

Man of the Match
Sepasang gol serta satu assist dari Carlos Bacca berhasil membawa Sevilla menang 3-2 atas Dnipro di Warszawa pada laga final Liga Europa 2015. Selain berhasil mempertahankan gelar juaranya, kemenangan ini pun juga memberikan catatan rekor tersendiri bagi Los Rojiblancos sebagai klub terbanyak yang berhasil menjadi kampiun di kompetisi sepak bola tertinggi kedua di benua Eropa yakni sebanyak empat kali.

Penyerang Kolombia mencatatkan diri sebagai pemain yang melepaskan tembakan terbanyak di laga ini, di mana tiga dari lima tembakannya berhasil mengenai sasaran. Carlos Bacca juga sangat baik dalam menciptakan peluag. Ia tercatat menghasilkan tiga peluang buat rekan-rekannya, di mana satu diantaranya berhasil dikonversikan menjadi gol oleh Grzegorz Krychowiak. Dengan tinggi 181 cm, Bacca memiliki kemampuan yang baik dalam duel udara. Pada laga ini ia tercatat berhasil memenangkan 80% duel udara.

Selain itu, pergerakannya ke dalam ruang-ruang yang diciptakan barisan pertahanan Dnipro sangat membahayakan. Terbukti dua gol yang dilesakkannya pada pertandingan ini berawal dari pergerakannya ke channel antara bek tengah dan bek samping dari Dnipro.

bacca
Lokasi Carlos Bacca menerima bola di sepanjang laga, banyak bergerak ke channel. Sumber: Squawka
20150528 Sevilla Rajai Liga Europa
klik pada gambar untuk memperbesar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.