Tur Papua, Momok Menakutkan di Liga Indonesia

oleh Sornong Maulana (@Sornong)

Pulau Papua. sumber: nusaduabalitours.com

Irian Jaya, begitu orang menyebutnya dulu. Kini terbagi menjadi dua provinsi besar dengan nama baru, yakni provinsi Papua dan Papua Barat. Papua merupakan pulau terbesar di Indonesia yang masih banyak menyimpan kekayaan alam dan budaya namun tak luput jua dari berbagai kekurangan infrastruktur.

Sekilas pengetahuan geografi mengenai Papua tadi cukup beralasan, dikarenakan di Indonesia hanya sebagian kecil orang yang pernah menginjakkan kakinya di tanah Papua. Tidak mudah untuk bermukim atau mengakses wilayah yang ada di Papua. Mulai dari masalah transportasi, akomodasi yang minim, pendidikan dan sumber daya manusia (SDM) yang seringkali dianggap masih tertinggal, serta mahalnya biaya sehari-hari yang berlaku di pulau Cendrawasih ini.

Hal serupa juga dialami seluruh tim sepak bola Tanah Air yang bertandang ke Papua. Pengelola kompetisi liga nasional pun harus sedemikian rupa mengatur jadwal agar tim lain di luar Papua yang akan bertandang melawan tim-tim yang ada di pulau Papua akan dibuatkan satu jadwal pertandingan tertentu yang jaraknya berdekatan. Hal ini guna menjaga biaya atau ongkos operasional klub di angka minimum. Penetapan jadwal tersebut awam disebut di Liga Indonesia sebagai “Tur Papua”.

5 Tim Papua
5 Tim Papua: Persipura, Persiram, Persru, Persidafon dan Persiwa. sumber: ligaindonesia.co.id

Semenjak musim pertama Indonesia Super League (ISL) di tahun 2008, ada lima tim asal Papua yang malang melintang di kompetisi sepak bola Indonesia, mereka adalah Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, Perseru Serui, Persidafon Dafonsoro, dan Persiram Raja Ampat. Dari data yang dihimpun tim Labbola, akan dibahas mengenai sulitnya klub di luar Papua untuk mendapatkan hasil maksimal di “Tur Papua” ini.

“Angkernya” Stadion di Papua
Sejak tahun 2008 hingga 2015, total ada 247 pertandingan ISL yang dimainkan di Papua. Stadion yang menjadi markas bagi masing-masing klub asal Papua tersebut adalah Stadion Mandala kandang Persipura, Stadion Pendidikan (Persiwa), Stadion Barnabas Youwe (Persidafon), Stadion Marora (Perseru) dan Stadion Wombik (Persiram).

Papua Stadium
Atas: Barnabas Youwe dan Wombik; Tengah: Pendidikan; Bawah: Marora dan Mandala. klik pada gambar untuk memperbesar

Dari catatan yang ada, persentase kemenangan yang didapat tim tuan rumah sangat tinggi yakni 71,25%. Tim-tim Papua total bermain imbang sebanyak 45 kali (18,25 %) dan hanya kalah 26 kali (10,5%). Persipura merupakan tim yang paling sukar untuk ditaklukkan di kandang. Dari total 90 laga yang dijalani Persipura, tim Mutiara Hitam hanya kalah satu kali, bermain imbang 13 kali, dan sisanya dilalui dengan pesta kemenangan bagi Persipuramania. Itu berarti persentase kemenangan kandang Persipura adalah 84,44%.

Satu-satunya kekalahan Persipura dalam tujuh tahun terakhir ini di kandang adalah saat tim Mutiara Hitam ditekuk Persija Jakarta 0-1 pada 13 Mei 2012. Gol tunggal Rachmat Affandi di menit 35 menjadi penentu. Tak terbiasa dengan kekalahan, dapat ditebak hal yang kemudian terjadi setelah kekalahan itu. Terjadi kerusuhan di sekitar Stadion Mandala.

bolaindocom
Rahmad Affandi, pencetak gol kemenangan Persija atas Persipura di Stadion Mandala di ISL 2011-12. sumber: bolaindo.com

Fakta menarik lain adalah, terdapat pengaruh signifikan mengenai jumlah penonton di stadion dengan performa tim-tim Papua. Dari total 26 kali kekalahan tim Papua di tanahnya sendiri, 23 pertandingan terjadi saat jumlah penonton kurang dari 9.500 suporter (rata-rata penonton dalam satu pertandingan tim-tim Papua adalah 9.610).

Data statistik tersebut cukup menjadi bukti yang sah bahwa para pendukung tim-tim Papua memang mampu membuat stadion menjadi “angker”. Para suporter ini sukses menekan mental bertanding tim tamu selama berada dilapangan. Apalagi lawan bertanding sudah cukup lelah dalam melakukan perjalanan tandang yang jauh.

Tanah Papua kiblat sepak bola menyerang Indonesia
Sejak dulu, tanah Papua memang banyak melahirkan pemain-pemain bernaluri menyerang. Mulai dari bek sayap yang rutin melakukan overlap seperti Erol F.X Iba hingga striker haus gol seperti Boaz Solossa. Mampu berlari kencang, skill mumpuni, ambisius dan memiliki fisik yang kuat, merupakan tipikal pemain bola di Papua. Sehingga tak heran jika sebagian besar tim di Papua menganut taktik sepak bola menyerang.

cendrawasihposcom
Boaz Solossa, penyerang tajam Persipura. sumber: cendrawasihpos.com

Dari data selama tujuh musim terakhir, total gol yang tercipta di Tanah Papua adalah 735 gol, di mana 544 gol untuk tuan rumah dan 191 gol untuk tim tamu. Itu artinya, dalam setiap laga yang digelar di Papua, penonton hampir pasti mendapat garansi minimal 3 buah gol akan terjadi, dengan koefisien perbandingan 2.20:0.77 gol untuk tim tuan rumah.

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya banyak gol dan selisih koefisien yang cukup jauh adalah cuaca. Jika bermain di Papua, tim lawan mau tak mau harus bermain dengan suhu 30-32 derajat Celsius. Sebagai perbandingan, rata-rata suhu di tiap kota di Indonesia adalah 26-30 derajat Celsius.

Tim tamu yang tidak siap beradaptasi dengan perubahan cuaca otomatis akan cepat kehilangan stamina dan konsentrasi. Di sisi lain, para pemain tim-tim di Papua sudah terbiasa dengan suhu yang sangat panas ini. Suhu yang lebih tinggi dari rata-rata daerah lain ini menjadi keuntungan non teknis tim-tim Papua.

Pencapaian tim Papua di Liga Indonesia
Untuk urusan pencapaian di kompetisi Liga Indonesia, tim-tim Papua saat ini otomatis hanya diwakili oleh Persipura sebagai pemegang empat kali juara ISL dan tiga kali sebagai peringkat kedua. Hal tersebut cukup ironi mengingat performa tim-tim Papua yang sangat baik jika bermain di kandang.

Faktor yang sangat berpengaruh adalah kualitas adaptasi pemain Papua. Untuk menjuarai ISL, ternyata tidak cukup hanya dengan modal dukungan suporter tuan rumah. Wajar jika tim-tim Papua selain Persipura kemudian terkenal dengan julukan “jago kandang”, dikarenakan para pemain lambat beradaptasi di tempat lain. Sementara Persipura diuntungkan dengan sebagian besar pemain adalah langganan tim nasional yang sering berlatih di luar tanah Papua.

suryaonlinecom
Persipura, 3 kali juara ISL. sumber: suryaonline.com

Perseru dan Persiram belum bisa membuktikan bisa lepas dari label “jago kandang.” Persiwa dan Persidafon bahkan lebih parah, keduanya kini hanya dapat bermain di Divisi Utama Liga Indonesia. Persiwa tidak lolos verifikasi liga pada Desember 2014 meski telah promosi, sementara Persidafon masih belum bisa bangkit setelah terdegradasi pada musim 2013.

Walaupun pencapaian juara masih didominasi Persipura, namun tur Papua pastinya akan tetap menjadi momok menakutkan bagi tim mana pun di kompetisi liga Indonesia. Ongkos yang berat, kelelahan karena jarak yang jauh, suporter serta stadion yang “angker”, perbedaan suhu yang ekstrim dan pastinya kualitas fisik dan skill pemain tim-tim Papua. Target poin maksimal di Tur Papua, siapa berani?

Tur Papua-01
Rekapitulasi Tur Papua di Liga Indonesia, 2008-2015. klik pada gambar untuk memperbesar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.