Roman Abramovich : Apa ambisimu, Roman?

Roman Abramovich, seorang pengusaha perusahaan minyak dari Rusia mempunyai sebuah mimpi, yaitu menguasai dunia melalui sepakbola.  Hal itu dimulai dengan menguasai seluruh saham klub London, Chelsea FC pada Juni 2003. Dengan sokongan dana yang kuat, ia bermimpi menguasai dunia melalui sepakbola. Di musim pertamanya di Chelsea, ia menghamburkan uangnya >£50.000.000 untuk belanja pemain top seperti Makalele, Crespo, Joe Cole dan pemain lainnya. Pelatih pada saat itu, Claudio Ranieri belum mampu memberikan prestasi terbaik untuk tim yang didanai seluruhnya oleh Abramovich. Kerjasamanya dengan Roman berakhir diakhir musim 2004 walaupun Chelsea mampu menduduki peringkat 2 diakhir musim.

Kekuatan uang Roman sepertinya kembali ingin berbicara dimusim 2004. Didier Drogba, Mateja Kezman, Arjen Robben dan pasukan pemain mahal lainnya berlabuh di Stamford Bridge dengan tujuan memperkuat kekuatan tim. Selain pemain, Roman menunjuk pelatih muda nan brilian yang baru saja membawa FC Porto secara mengejutkan menjuarai turnamen paling bergengsi di Eropa, Jose Mourinho. Dengan taktik dan kepribadiannya yang arogan namun brilian, Mou (sapaan akrabnya) memberikan gelar juara Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak tahun 1955 dan gelar piala Carling dimusim yang sama.

Pada musim 2005, Chelsea tidak terlalu aktif di bursa transfer. Mou bahkan lebih banyak menjual pemain daripada membeli walaupun pada kenyataannya uang yang keluar lebih banyak dibandingkan uang yang masuk. Pada tahun itu, Mou berhasil membawa Chelsea kembali merajai Liga Inggris, menjuarai Community Shield dan membawa Chelsea mencapai semifinal Liga Champions.

Setelah 2 tahun membawa Chelsea merajai Liga Inggris, Roman menuntut Mou untuk bekerja keras untuk memenuhi ambisinya membawa Chelsea menjuarai Liga Champions yang sarat akan gengsi. Pemain-pemain mahal kembali berdatangan untuk memenuhi ambisi sang pemilik. Entah apa yang kurang dari skuad yang ada, sampai musim 2006 berakhir, prestasi terbaik Chelsea di eropa bersama Mou hanya sampai semifinal. Dengan banyak alasan, mungkin salah satunya Mou belum dapat memberi gelar liga Champions, romantisme Mou dan Roman berakhir pada awal musim 2007. Mou mengundurkan diri karena merasa sudah tidak nyaman duduk dikursi pelatihan Chelsea.

Suksesor Mou bukanlah pelatih elit yang mempunyai nama besar, namun dengan etos kerja dan kedisiplinan yang ketat, membuat prestasi Chelsea tidak menurun setelah ditinggal Mou, yaitu Avram Grant. Grant hampir saja memenuhi mimpi sang pemilik untuk menjuarai UCL. Namun apa daya, insiden terjatuhnya John Terry saat mengeksekusi penalti di final Liga Champions 2007-2008 di Moskow saat melawan Manchester United, membuat Chelsea harus mengubur mimpinya dalam-dalam untuk mengangkat piala Liga Champions.

Walaupun pada tahun itu menjadi finalis UCL ditangan Grant, ia tetap dipecat karena tidak mampu satu piala pun pada masa ia melatih. Musim panas 2008, Roman menunjuk pelatih yang membawa Brazil menjuarai piala dunia 2002, Luiz Felipe Scolari. Umur Scolari di Chelsea tidak sampai semusim karena Februari 2009 ia dipecat karena rentetan hasil buruk di awal tahun tersebut. Setelah Scolari, nakhkoda Chelsea terbaru adalah seorang pelatih yang sebenarnya masih terikat kontrak melatih sebuah negara, yaitu Guus Hiddink. Guus Hiddink menanda tangani kontrak yang hanya sampai musim 2009 berakhir karena ia harus kembali menangani timnas Rusia. Hiddink berhasil menambah koleksi piala Chelsea pada tahun itu dengan menjuarai FA Cup.

Setelah Hiddink meninggalkan Chelsea, Roman tetap mencari pengganti yang dapat memenuhi ambisinya menjuarai Eropa. Carlo Ancelotti yang berhasil membawa Milan juara UCL pada 2003 dan 2007 membuat Roman menjadikan pelatih Chelsea yang ke-6 selama ia menjadi pemilik. Di tangan Ancelotti, prestasinya yaitu membawa Chelsea menjuarai Liga Inggris, piala FA dan Community Shield. Lalu bagaimana dengan prestasi di UCL ? Ancelotti kembali gagal memenuhi ambisi sang pemilik dan akhirnya Roman kembali melakukan pemecatan yang kesekian kalinya.

Musim 2011, Roman menunjuk pelatih yang musim sebelumnya membawa FC Porto menjuarai Europa League, Liga Portugal dan Piala Portugal, yaitu Andre V. Boas. AVB bukanlah orang baru di dunia persepakbolaan Inggris. Pada era Jose Mourinho, AVB adalah asisten pelatihnya kala itu. Dengan tekanan yang begitu besarnya, AVB cuma bertahan hingga Maret 2012 karena penampilan Chelsea tidak kunjung membaik dan digantikan oleh asistennya, Roberto Di Matteo. RDM merupakan salah satu bintang Chelsea diakhir tahun 90-an.

Kiprah RDM dimulai dengan misi memuluskan langkah Chelsea di Liga Champions pada leg 2 babak 16 besar. Misi itu terbilang mustahil karena pada leg 1, Chelsea kalah 3-1 oleh Napoli yang pada saat itu masih dibesut oleh AVB. Dengan hebatnya, RDM membawa semangat baru bagi anak asuhnya dan menciptakan 4 gol berbalas 1 di Stamford Bridge sehingga lolos ke babak 8 besar. Lalu di babak semifinal, Chelsea berhadapan dengan sang juara bertahan, Barcelona. Taktik bertahan ala Italia ia terapkan di Chelsea terbukti ampuh untuk melumpuhkan juara bertahan. Leg 1 di Stamford Bridge, Chelsea berhasil menang 1-0 yang padahal Barcelona mengurung Chelsea hampir sepanjang laga. Lalu di Camp Nou, RDM kembali mengusung formasi 4-2-3-1 dan berhasil membuat Xavi, Iniesta, Messi dll tak berkutik melawan 5 gelandang yang menumpuk rapat di lapangan tengah. Skor 2-2 tercipta dan selangkah lagi mewujudkan mimpi Roman menjuarai Eropa.

Di babak final, Chelsea bertemu Bayern Munich yang finalnya diadakan di Allianz Arena yang merupakan kandang Munich. Lagi-lagi, formasi 4-2-3-1 yang cenderung bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik dan set piece. Tertinggal hingga menit 85, Muenchen yang sudah mulai kelelahan karena mengurung Chelsea sepanjang laga namun hanya dapat mencetak 1 gol, berhasil dimanfaatkan Chelsea yang berhasil menghukum Muenchen lewat sundulan Drogba memanfaatkan corner Juan Mata. Pertandingan dilanjutkan melalui adu penalti yang dimenangkan Chelsea. Bukan pelatih kelas dunia yang sudah membawa tim sebelumnya menjuarai Eropa yang dapat membawa Chelsea menjuarai Eropa, melainkan seorang pelatih muda yang hati dan raganya sudah menyatu di dalam roh permainan Chelsea yang mampu memenuhi ambisi sang pemilik menjuarai Liga Champions untuk pertamakalinya.

Musim 2012-2013, Roman kembali menggelontorkan uang karena Chelsea akan mengikuti 6 ajang sekaligus dalam 1 musim. Oscar, Hazard, Moses dll didatangkan demi memperkuat skuad yang ditinggal beberapa pemain senior seperti Kalou, Meireles, dan Bosingwa. Rapor merah RDM dimulai dari kekalahannya di Community Shield oleh Man. City dan gagalnya merebut Piala Super Eropa karena dilumat Atletico Madrid 4-1. Permainan Chelsea memang lebih menghibur dibandingkan musim lalu dengan trio Mata Hazard dan Oscar, namun entah apa yang terjadi, isu perselisihan di ruang ganti Chelsea menguak ke media seriring dengan kekalahan Chelsea oleh WBA akhir pekan lalu. Puncaknya, Chelsea menelan kekalahan telak saat bertandang ke Juventus Arena dengan skor 3-0. Dengan kekalahan itu, peluang Chelsea lolos grup tersebut menjadi lebih kecil karena masih berada diperingkat 3. Rentetan hasil buruk itu membuat Roman geram dan memecat RDM yang padahal sudah memberikan gelar yang didambakannya, Liga Champions. Banyak pihak yang terkejut dengan keputusan Roman ini. Di bawah ini ada catatan statistik tentang kiprah pelatih Chelsea di masa kepemimpinan Abramovich :

 

Jika dilihat dari dua paparan statistik yang ada, rata-rata pelatihnya punya prestasi yang tidak jauh berbeda jika dilihat dari rasio kemenangan. Tingkat rasio kemenangan tertinggi Chelsea dialami di masa kepelatihan Meneer Hiddink dengan 72,7% dan Mou yang sangat dicintai publik Stamford Bridge ternyata hanya menempati no.2 dan tidak terlalu jauh rasio kemenangannya dibanding Avram Grant. Lalu bagaimana dengan RDM ? RDM juga hanya mampu mencatat rasio kemenangan sedikit lebih baik dari dua pelatih yang bisa dibilang dipecat sebelum musim berakhir karena dinilai gagal, yaitu Scolari dan AVB..

Prestasi Chelsea dimasa kekuasaan Abramovich

Portugal José Mourinho 2004–2007 2 Premier Leagues, 2 League Cups, FA Cup, Community Shield
Netherlands Guus Hiddink 2009 FA Cup
Italy Carlo Ancelotti 2009–2011 Premier League, FA Cup, Community Shield
Italy Roberto Di Matteo 2012 FA Cup, UEFA Champions League

Bisa dilihat di tabel diatas bahwa hanya 4 pelatih dari 8 pelatih di masa kepemimpinan Roman yang mampu memberikan gelar untuk Chelsea. Dua pelatih diantaranya malah keluar dari Chelsea dengan status dipecat karena dinilai gagal walaupun sudah memberi gelar untuk Chelsea, yaitu RDM dan Don Carlo. Jadi, apakah sesungguhnya kriteria pelatih yang diinginkan Roman mengisi kursi kepelatihan Chelsea ? Mungkin kriteria itu bisa dilihat dari prestasi seorang pelatih yang baru saja ditunjuk oleh Roman, yaitu Rafael Benitez. Rafa bersama Valencia, Liverpool dan Inter telah merasakan segala gelar kejuaraan di Eropa yang dia dan timnya pada saat itu. Bersama Valencia ia menjuarai Piala UEFA dan pernah menjadi finalis UCL. Lalu bersama Liverpool, Rafa bisa dibilang menjadi sosok penting dibalik kemenangan dramatis The Reds di final UCL. Rafa hanya gagal merebut gelar Eropa saat menangani Liverpool yaitu Piala Dunia Antarklub. Piala itu dia raih saat menukangi Inter di musim 2010-2011. Bisa dibilang, Rafa mungkin adalah sosok yang tepat untuk mewujudkan ambisi Roman yang ingin melihat Chelsea berjaya di kejuaraan Eropa dan Dunia. Langkah awal adalah dengan meloloskan Chelsea dari grup Liga Champions dan menjuarai Piala Dunia Antar Klub pada bulan Desember nanti. Pertanyaan yang kembali muncul ke permukaan adalah, Bisa bertahan berapa lamakah Rafael Benitez menduduki kursi kepelatihan Chelsea ? Patut ditunggu kiprahnya..

 

Referensi :

http://www.chelseafc.com/

www.wikipedia.com

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.