Oleh Yovinus Krisantus – @chrisyovie
Tim nasional (timnas) sepak bola Indonesia U-23 harus mengubur dalam-dalam mimpi untuk membawa pulang medali dalam perhelatan SEA Games ke-28 yang diselenggarakan di Singapura. Berhasil menembus babak semifinal sebagai runner-up Grup A di bawah Myanmar, langkah Indonesia terhenti oleh keperkasaan Thailand dan harus pulang tanpa raihan medali setelah kembali dikalahkan Vietnam di perebutan medali perunggu.
Timnas bukannya tampil buruk. Selain melawan Thailand, Manahati Lestusen dkk. secara statistik menguasai pertandingan. Dimotori beberapa pemain eks U-19, timnas kerapkali menekan pertahanan lawan dengan variasi umpan pendek cepat dan penetrasi di sisi sayap pertahanan lawan.
Rapor pertahanan
Di sektor penjaga gawang, Indonesia menurunkan dua penjaga gawang dari total enam pertandingan yang dilakoni timnas dari penyisihan grup hingga perebutan medali perunggu yaitu Teguh Amiruddin dan M. Natshir. Gawang Indonesia total kebobolan 15 gol. Dari 15 gol tersebut, Teguh Amiruddin yang tampil dalam lima pertandingan harus memungut bola dari gawangnya sebanyak 11 kali.
Sementara itu, di sektor pertahanan, Hansamu Yama Pranata yang tampil 4 empat kali sebagai pemain inti dan dua kali sebagai pengganti mencatatkan diri sebagai pemain dengan rekor pertahanan terbaik dalam hal tekel, intersepsi dan sapuan sukses.
Hansamu Yama mencatatkan rasio tekel sukses sebesar 50% (32 kali percobaan, 16 kali sukses), berada di bawah Zulfiandi –gelandang bertahan– yang mencapai 55% (38 kali percobaan, 21 kali sukses) dan Adam Alis Setyano yang mencapai 54 % (44 kali percobaan, 24 kali sukses). Di sisi lain, Hansamu juga mencatatkan 23 kali memotong bola dan 26 sapuan, mengungguli Agung Prasetyo (19 intersepsi, 26 sapuan) dan kapten Manahati Lestusen (22 intersepsi, 10 sapuan).
Rapor penyerangan
Keseluruhan, timnas Indonesia berhasil mencetak 11 gol. Evan Dimas mencatatkan diri sebagai top scorer dengan 4 gol, disusul Muchlis Hadi Ning dengan tiga gol dan Ahmad Nufiandani mengemas dua gol. Adam Alis Setyano menjadi pemberi assist terbanyak dengan tiga assist, disusul Muchlis Hadi dan Paulo Sitanggang dengan masing-masing 2 assist.
Sementara itu, timnas total melakukan 85 kali percobaan tendangan ke arah gawang dengan 38 di antaranya tepat sasaran, 36 melenceng, dan 9 kali berhasil diblok oleh pemain bertahan lawan. Muchlis Hadi menjadi pemain yang paling banyak melakukan tendangan dengan 8 kali tepat sasaran, dan 3 kali melenceng, disusul oleh Ahmad Nufiandani (7 tepat, 4 melenceng) dan Evan Dimas (4 tepat, 4 melenceng).
Strategi menekan dengan variasi umpan pendek cepat dan penetrasi di sisi sayap yang dimulai dari lini tengah yang diterapkan oleh coach Aji Santoso menempatkan dua gelandang tengah Zulfiandi dan Adam Alis sebagai pemain dengan rasio operan sukses terbanyak. Zulfiandi total melakukan 329 kali operan dengan rasio kesuksesan sebesar 87% dalam enam pertandingan, sedangkan Adam Alis Setyano mencatatkan rasio 84% operan sukses dari total 363 kali operan dalam enam pertandingan.
Melihat statistik di atas, kualitas pemain sebetulnya tidak buruk-buruk amat. Namun demikian, kualitas individu hanyalah satu dari sekian banyak aspek yang dibutuhkan sebuah tim untuk menjadi juara. Semoga dengan kegagalan membawa pulang medali dalam SEA Games 2015 Singapura ini, bisa dijadikan bahan evaluasi agar bisa berprestasi dan menjadi juara pada pergelaran berikutnya.
Berikut rapor statistik Indonesia U-23 selama SEA Games 2015