INFOGRAFIS: Performa Kombinasi CR7 dan Special One

Sebelum pengundian grup UEFA Champions League musim 2012/2013, media dan publik memang sudah mengandai-andai akan tercipta grup neraka yg berisi juara liga dari 4 negara. Skenario grup maut ini didasari penempatan pot dari para peserta yang akan diundi. Raksasa Spanyol Real Madrid berada di pot 1 pengundian, juara baru EPL Manchester City tergabung di pot 2, sementara Juventus dan Borussia Dortmund masing-masing nangkring di pot 3 dan 4. Meleset sedikit dari prediksi, alih-alih Juventus, malahan Ajax yang tergabung di grup D menemani Madrid, City, dan Dortmund. Tapi toh klub dari Amsterdam tersebut juga lolos ke UCL sebagai juara bertahan Eredivisie musim sebelumnya. Dan harapan publik akan drama grup maut pun terwujud di grup D UCL musim ini.

Malam itu adalah malam di mana partai pembuka grup D digelar. Tidak tanggung-tanggung dua tim penuh bintang yang memang lebih diunggulkan akan lolos dari grup maut ini dipertemukan. Stadion Santiago Bernabeu mendapat kesempatan lebih dulu mementaskan pertunjukan akbar 22 pemain yang jika ditotal gajinya berdasarkan rataan penghasilan per tahun kedua klub tersebut akan menghasilkan 30 milyar rupiah setiap minggunya.

Pertandingan berjalan seru karena kedua tim bermain terbuka dan saling adu serangan balik. Pada menit 85 kedudukan masih imbang 1-1 hingga akhirnya Kolarov membuat Citizen unggul lewat tendangan bebasnya. Saya membatin, “Makin berat saja mimpi Madrid untuk memboyong kembali piala tertinggi tingkat klub eropa kalau di partai pertama saja mental mereka belum cukup baik untuk menghadapi tim yang pengalamannya di eropa masih seumur jagung.”

Tapi belum lewat dua menit berselang, Los Blancos seperti ingin membuktikan mental juaranya ketika Benzema menyamakan kedudukan dan dilanjutkan dengan gol kemenangan Ronaldo yang menutup laga tersebut. Semakin klimaks lagi kemenangan mereka saat itu ketika CR7 merayakan golnya dengan melakukan sliding ke pinggir lapangan dibarengi sang pelatih yang ternyata juga meluapkan emosi dengan melakukan hal yang sama di depan bangku cadangan. Sungguh momen emosional bagi mereka berdua yang seakan ingin mengatakan bahwasanya tidaklah salah Florentino Perez mati-matian mendatangkan mereka untuk mengembalikan kejayaan Real Madrid di kancah eropa.

Selanjutnya dalam benak saya saat itu terpikir, “Apakah pada akhirnya kolaborasi pemain sempurna macam Cristiano Ronaldo dan pelatih spesial seperti Jose Mourinho akan mendapat pengakuan tertinggi? Apakah musim ini atau kita masih harus bersabar lebih lama lagi? Atau malah kesuksesan tersebut hanya mimpi belaka karena uang tak mampu membeli segalanya?”

Yang pasti dari data yang ada, bisa dikatakan performa mereka meningkat sejak bekerjasama di Real Madrid mulai musim 2010/2011. Fakta yang tidak bisa kita lihat dari pasangan pelatih-pemain yang tentunya lebih populer, Messi-Pep Guardiolla, yang tidak bisa kita komparasi karena tidak berkarir di klub senior lain sebelum bahu membahu di Barcelona. Keraguan mungkin masih menaungi sebagian besar publik setelah menyaksikan kekalahan Madrid di tangan klub Bavaria mantan juara Eropa, Borussia Dortmund, beberapa hari lalu. Namun ada baiknya kita bersabar hingga akhir musim sambil menikmati kejutan dan kontroversi yang mungkin akan hadir menyertai aksi kolaborasi dua aktor lapangan hijau ini.

Bagaimana pendapat anda? Berikut ini infografis dari data yang dikumpulkan oleh tim Labbola.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.