Dzumafo – Hilton, Kisah Pertukaran Yang Layak

Persib dan Sriwijaya FC di putaran kedua ISL 2013 telah melakukan pertukaran dua pemain. Herman Dzumafo yang berseragam Persib Bandung pada awal musim berganti kostum Sriwijaya FC sedangkan Hilton Moreirra yang berseragam Sriwijaya FC di awal musim berganti kostum Persib Bandung.

Dari kedua pertukaran pemain tersebut berikut merupakan pemaparan statistik kedua pemain tersebut dari data yang telah kami punya.

Nama

Klub

Passes Accuracy

Final 3rd Passes/Minute

Dribble Accuracy

Shoot Accuracy

Herman Dzumafo

Persib

70.19%

15.16

42.33%

21.35%

Herman Dzumafo

Sriwijaya FC

77.12%

9.67

33.47%

32.22%

Hilton Moreirra

Sriwijaya FC

71.94%

11

39.17%

41.19%

Hilton Moreirra

Persib

71.46%

12.18

43.03%

32.58%

Dari data di atas dapat dilihat:

  1. Dribble accuracy dari Herman Dzumafo di Sriwijaya FC (33.47%) menurun dibanding ketika ia masih membela Persib Bandung (42.33%). Sementara Hilton Moreirra dribble accuracy-nya meningkat setalah berseragam Persib (43.03%) dibanding ketika berseragam Sriwijaya FC (41.19%). Dribble accuracy kedua pemain ini cenderung lebih baik ketika membela Persib disebabkan oleh penempatan keduanya sebagai penyerang yang cenderung menyayap dengan tugas sebagai pembantu target man utama, Serginho van Dijk. Sebaliknya ketika membela Sriwijaya FC mereka ditugaskan sebagai penyerang utama dalam skema 4-2-3-1 ala coach Kas Hartadi. Dengan peran sebagai target man yang cenderung statis tidak keluar kotak penalti maka tidak heran bahwa kelebihan kedua pemain ini dalam hal dribbling tidak begitu menonjol dibandingkan ketika berada sebagai penyerang yang bermain melebar.
  2. Shoot accuracy Herman Dzumafo terlihat lebih baik di di Sriwijaya FC (32.22%) dibanding di Persib (21.25%). Sementara Hilton Moreirra mengikuti trend yang sama yaitu lebih baik shoot accuracy-nya ketika berseragam Sriwijaya FC (41.19%) dibanding ketika berseragam Persib (32.58%). Shoot accuracy Herman Dzumafo dan Hilton Moreirra lebih baik ketika berseragam Sriwijaya FC karena posisi mereka sebagai target man yang membuat mereka lebih ideal dalam melakukan eksekusi ke arah gawang lawan dibanding saat di Persib Bandung yang lebih sering berperan sebagai penyerang sayap.
  3. Passing accuracy Herman Dzumafo cenderung meningkat setelah berpindah klub dari Persib Bandung (70.19%) ke Sriwijaya FC (77.12%). Sementara passing akurasi Hilton Moreirra tidak jauh berbeda ketika ia berseragam Persib Bandung (71.46%) dibanding saat ini dimana ia membela Sriwijaya FC (71.94%). Sementara itu tingkat intensitas kedua pemain dalam melakukan passing di sepertiga lapangan terakhir lebih tinggi saat di Persib. Menunjukkan penguasaan mereka yang cukup banyak dalam proses penyerangan di klub Maung Bandung.

Seperti kita ketahui bahwa skema 4-2-3-1 Sriwijaya FC dan Persib Bandung memiliki perbedaan. Coach Kas Hartadi (Sriwijaya FC) dengan skema 4-2-3-1 lebih menyukai aktivitas aktif-kombinasi dari flat 3-1 nya (tiga gelandang serang dan satu penyerang) di daerah third attacking. Dalam hal ini Tantan, Eddie Foday Boakay, Ramdani Lestaluhu, dan Herman Dzumafo dituntut aktif bergerak masuk kotak penalti lawan dengan kreator (Ponaryo Astaman). Hal ini menjadikan aktivitas passing dan akurasi passing Herman Dzumafo cenderung meningkat di Sriwijaya FC daripada di Persib. Berbeda dengan coach Kas Hartadi, coach Jajang Nurjaman dalam skemannya lebih menyukai teori ploting pemain. Dimana flat 3-1 nya lebih menekankan pada satu dribbler (Hilton Moreirra), satu passer (Firman Utina), satu crosser (M. Ridwan), dan satu target man?(Sergio van Dijk). Tidak heran kalau aktifitas Hilton Moreirra berkembang dalam hal dribble.

Dari fakta diatas mungkin saja penukaran antara Hilton Moreirra dan Herman Dzumafo disebabkan oleh selera kedua pelatih. Mungkin coach Kas Hartadi butuh penyerang yang apik dalam berkombinasi satu-dua di flat 3-1. Peran Hilton Moreirra ketika di Sriwijaya FC pada paruh musim ini mungkin belum cukup memuaskan bagi coach Kas Hartadi dengan 71.94% accuracy passing. Di lain pihak mungkin coach Jajang Nurjaman butuh dribbler handal untuk selera plotingnya. Seperti kita ketahui bahwa Kenji Adacihara, Atep, Airlangga Sucipto, ataupun Herman Dzumafo Effandi blum maksimal dalam menjalankan peran sebagai dribbler di Persib. Sebagai catatan khusus, dribbler-dribbler yang dimiliki oleh Persib saat ini seperti Kenji Adacihara, Airlangga Sucipto, dan Atep merupakan dribbler-dribbler yang kecendrungannya harus mendapatkan pasokan bola yang pas di kaki. Sedangkan dengan mendatangkan Hilton Moreirra mereka mendapatkan pemain dribbler yang juga sangat baik ketika diberikan bola-bola daerah yang dimana hal ini sangat efektif dalam skema counter attack. Terbukti dua gol Hilton (vs Persisam dan vs Sriwijaya ) lahir dari skema bola daerah Serginho van Dijk dan Firman Utina.

Secara statistik Hilton Moreirra dan Herman Dzumafo di klub asal masing-masing nampaknya tidak terlalu mengecewakan dilihat dari torehan gol dan assist. Hilton mencetak 7 gol dan 2 assist dan Herman Dzumafo mencatat 5 gol dan 4 assist. Pertukaran yang terjadi antara Sriwijaya dan Persib murni karena kebutuhan tim yang saling membutuhkan antara kedua pemain tersebut. Terbukti Herman Dzumafo dan Hilton Moreirra mendapatkan rataan minute of play yang cukup banyak, 83.11 menit/game dan 80.27 menit/game yang bisa dianggap kedua pemain tersebut dipercaya tim barunya masing-masing.

Kontributor: Dzulfiqar Diyananda

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.