Ulasan Pertandingan – Semifinal ISL 2014: Persipura vs Pelita Bandung Raya, 4 November 2014

Perjalanan Pelita Bandung Raya (PBR) dalam mengarungi kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2014 akhirnya terhenti di babak semifinal. Bambang Pamungkas dkk. takluk 0 – 2 di tangan juara bertahan ISL Persipura di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, pada Selasa (4/11). Kapten Persipura, Boaz Solossa menjadi bintang dalam laga tersebut dengan 2 golnya yang ia cetak hanya dalam selang waktu 2 menit.

Babak 1

Kedua tim menurunkan formasi 4-2-3-1 dalam laga yang waktu kick-off-nya sempat tertunda sekitar 15 menit akibat adanya protes dari kubu Persipura terkait Daftar Susunan Pemain PBR ini. Baru 2 menit pertandingan berjalan, Gerald Pangkali sudah harus menerima kartu kuning dari wasit menyusul pelanggaran kerasnya terhadap Kim Jeffrey Kurniawan. Pertandingan di awal babak pertama berjalan dengan tempo lambat, di mana Persipura tampak mendominasi permainan, sementara PBR bermain lebih sabar.

Peluang pertama didapatkan oleh Boaz yang menyambut umpan Yustinus Pae. Sayang, sundulan Boaz masih melebar dari gawang Dennis Romanovs. Shot on goal pertama datang dari Robertino Pugliara setelah menerima operan Imanuel Wanggai. Tembakan Robertino masih bisa dimentahkan oleh Dennis Romanovs.

PBR bukan tanpa peluang di babak pertama. Tercatat ada 2 shot on goal yang masing-masing dilakukan oleh David Laly dan T. A. Mushafry. Jika peluang David Laly masih dapat diselamatkan dengan mudah, Dede Sulaiman harus melakukan penyelamatan gemilang untuk menahan tembakan Mushafry dari dalam kotak penalti Persipura.

Babak pertama berakhir dengan skor kacamata.

Babak 2

Persipura tetap bermain menekan di awal babak ke-2. Namun, justru PBR yang berhasil mendapatkan peluang pertama. Bambang Pamungkas yang lolos dari kawalan Dominggus Fakdawer berdiri bebas di dalam kotak penalti Persipura. Namun, tembakan BePe yang terlalu pelan dapat diantisipasi dengan mudah oleh Dede Sulaiman.

Di menit ke-54, caretaker Mettu Duaramury memasukkan Ferinando Pahabol menggantikan Gerald Pangkali untuk menambah daya gedor Persipura. Feri langsung mengancam gawang PBR beberapa menit setelah ia masuk. Tembakan keras kaki kirinya dari luar kotak penalti memaksa Romanovs melakukan penyelamatan gemilang.

Dejan Antonic merespon pergantian pemain Persipura dengan memasukkan Wawan Febrianto menggantikan Rizky Pellu di menit ke-66. Pergantian tersebut membuat lini tengah PBR menjadi semakin rentan karena hanya meninggalkan Iman Fathuroman sebagai gelandang jangkar. Terbukti, di menit ke-69, permainan kombinasi Boaz dengan Rony Beroperay berujung pada gol pertama Persipura. Umpan tarik mendatar Rony kepada Boaz diselesaikan dengan tembakan kaki kiri menyilang ke arah pojok kanan bawah gawang Romanovs. Skor 1 – 0 untuk Persipura.

Hanya berselang 2 menit, pergerakan lincah Feri di depan kotak penalti PBR harus dihentikan dengan cara dilanggar oleh Kim Jeffrey. Boaz yang menjadi eksekutor tendangan bebas menjalankan tugasnya dengan sempurna setelah sepakan melengkungnya berhasil melewati pagar betis PBR dan masuk mulus ke sisi kiri gawang tanpa bisa diantisipasi oleh Romanovs. Skor 2 – 0 untuk Persipura.

Setelah gol tersebut, PBR mencoba untuk mengejar ketertinggalan dengan bermain terbuka. Mushafry sempat sekali mengancam gawang Persipura, namun tembakannya masih dapat diselamatkan oleh Dede. Di sisa laga, PBR tampak kehilangan semangat, sementara Persipura terus mendominasi permainan dengan melakukan possession football.

Tidak ada gol tambahan tercipta hingga menit ke-90. Persipura keluar sebagai pemenang dan berhak melaju ke partai final ISL 2014.

Persipura vs PBR***

Kunci kemenangan Persipura atas PBR terletak pada keunggulan teknis dan pengalaman para pemainnya, khususnya di sektor tengah. Persipura menurunkan 5 gelandang dengan tipe berbeda: Lim Joon Sik sebagai gelandang jangkar, Immanuel Wanggai sebagai gelandang box-to-box, dan Robertino Pugliara sebagai playmaker, Ian Louis Kabes sebagai attacking midfielder dan Gerald Pangkali sebagai all-rounder. Kelima gelandang yang juga sarat pengalaman tersebut tampak bermain lebih tenang sehingga mampu mendominasi wilayah tengah.

Sementara barisan tengah PBR diisi oleh pemain-pemain muda dengan jam terbang yang tergolong minim: Rizky Pellu (jangkar), Iman Pathuroman (box-to-box), Kim Jeffrey (playmaker), dan David Laly serta Mushafry yang ditempatkan di sayap. Peran Iman Pathuroman sebagai gelandang box-to-box tidak terlihat di pertandingan ini karena ia lebih fokus untuk bertahan. Dominasi lini tengah Persipura juga membuat 2 bek sayap PBR yang diisi Wildansyah dan Dias Angga Putra enggan maju ke depan untuk membantu serangan. Sebaliknya, Yustinus Pae dan Rony Beroperay bermain lebih leluasa dan aktif naik ke depan di sepanjang laga, terutama di babak ke-2.

Dominasi lini tengah Persipura juga tampak dari angka persentase penguasaan bola, di mana Boaz dkk. unggul jauh 71% berbanding 29%. Persipura juga unggul dalam hal tembakan yang dilepaskan, di mana Tim Mutiara Hitam berhasil melepaskan 19 tembakan, 8 di antaranya mengarah ke gawang dan 2 di antaranya menjadi gol. Sementara PBR hanya berhasil melepaskan 8 tembakan dengan 5 di antaranya yang mengarah ke gawang.

PBR akhirnya harus mengakhiri Cinderella story-nya di kompetisi ISL 2014. Namun, petualangan PBR patut diapresiasi, mengingat musim 2014 ini -tanpa menghitung partisipasi sebagai Pelita Jaya- adalah musim kedua PBR berpartisipasi di ISL. Saudara muda Persib ini telah mengalami peningkatan sangat signifikan jika dibandingkan dengan keikutsertaan mereka yang pertama di musim lalu.

Bagi Persipura, mereka berkesempatan untuk menjadi tim ISL pertama yang berhasil mempertahankan gelar juara jika berhasil menang di partai puncak. Meskipun harus ditinggal oleh Jacksen Tiago di pertengahan Babak 8 besar, Persipura masih mampu menunjukkan kualitas permainan yang sama seperti ketika Jacksen berada di pinggir lapangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.