Fenomena Unik Mitra Kukar

Memiliki penyerang yang kerap masuk jajaran Top Scorer adalah dambaan semua tim dalam kompetisi liga. Salah satu klub yang beruntung untuk memiliki striker tajam dalam tiga musim kompetisi liga sepak bola Indonesia terakhir adalah Mitra Kukar. Tim asal Tenggarong, Kutai Kartanegara ini selalu memiliki ujung tombak tajam yang masuk 5 besar daftar pencetak gol dalam tiga tahun terakhir.

Sayangnya, meskipun mereka memiliki penyerang yang subur, peringkat Mitra Kukar di klasemen akhir dalam tiga musim terakhir tidak lah menggembirakan. Tahun 2016 dan 2017, Mitra Kukar mengakhiri musim di posisi 10, yang jika tabel klasemen dibagi menjadi dua, termasuk dalam “papan bawah.” Musim ini, hingga pekan ke-21, Mitra Kukar masih bertengger di peringkat 11.

Mengapa ketajaman striker Mitra Kukar tidak berbanding lurus dengan prestasi mereka di kompetisi terakhir? Berikut analisisnya.

 

1. Pilihan formasi
Walaupun selama tiga musim terakhir kerap berganti pelatih, namun formasi dasar Mitra Kukar cenderung tidak berubah. Hal ini terlihat dari jumlah penyerang yang digunakan oleh Mitra Kukar dalam susunan 11 pemain utama dalam tiap pertandingan liga dalam kurun 3 musim terakhir (musim 2018 hingga pekan ke-20).

Mitra Kukar paling sering menggunakan satu penyerang dengan jumlah pertandingan sebanyak 46 pertandingan. Ini tidak lepas dari formasi dasar yang sering digunakan oleh Mitra Kukar yaitu 4-5-1, dengan pengembangannya 4-2-3-1 atau 4-3-2-1.

Formasi yang digunakan oleh Mitra Kukar juga berimbas pada jumlah main para penyerang. Striker utama lebih sering main dari striker lain, dengan perbedaan yang cukup signifikan.

 

2. Rataan mencetak gol per pertandingan
Meski memiliki penyerang tajam di tiga musim terakhir, rataan gol Mitra Kukar jika dibandingkan dengan peserta Liga 1 2018 lain hanya ada di posisi 9, dengan rataan 1,43 gol per pertandingan. Rataan gol Mitra Kukar kalah dari PSM dan Bhayangkara FC yang penyerangnya tidak masuk ke dalam lima besar Top Scorer liga tiga tahun terakhir.

Hal ini menunjukkan ketergantungan yang besar terhadap penyerang utama. Meski sang striker mampu mencetak banyak gol, namun jika pemain lain tidak memberi kontribusi gol secara signifikan, maka hasilnya tidak akan terlalu baik bagi posisi tim di klasemen.

 

3. Rataan kemasukan gol per pertandingan
Jika dibandingkan dengan peserta Liga 1 2018, Mitra kukar menempati posisi tertinggi ketiga dalam hal rataan kemasukan gol, dengan menderita sebanyak 1,7 gol per laga. Bahkan, pada Liga 1 musim lalu, Mitra Kukar kebobolan 74 gol atau 2,18 gol per laga. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan Mitra Kukar mengakhiri musim lalu di peringkat 10.

Analisis ini sedikit menjelaskan anomali yang ada di Mitra Kukar dalam tiga musim terakhir. Bergabungnya pelatih sarat pengalaman Rahmad Darmawan dan Fernando Ortega yang saat ini memuncaki daftar pencetak gol musim ini, mampukah Mitra Kukar mengubah fenomena ini?

One response to “Fenomena Unik Mitra Kukar

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.