Kekalahan tipis 0-1 dari Australia U-19 pada Minggu (12/10) telah menghentikan petualangan Tim Nasional (TimNas) Indonesia U-19 selama setahun terakhir. Upaya untuk lolos ke ajang Piala Dunia U-20 tahun 2015 di New Zealand harus terhenti menyusul kekalahan tersebut.
Statistik Pertandingan
Data resmi pertandingan menunjukkan TimNas U-19 kalah dari segi persentase penguasaan bola dan persentase operan berhasil. Sebanyak 56% penguasaan bola dipegang oleh Australia U-19, sementara TimNas U-19 hanya 44%. Sedangkan persentase operan berhasil Australia mencapai angka 83% (450 operan sukses dari 537 percobaan operan), sementara Indonesia U-19 berada di angka 80% (350 operan sukses dari 433 percobaan operan).
Dengan lebih menguasai jalanya pertandingan, The Young Socceroos dapat membuat 9 peluang sedangkan Skuat Garuda Jaya hanya membuat 6 peluang saja. Dari 9 peluang tersebut, Christopher Gligor cs. berhasil melakukan 4 tendangan tepat sasaran dan salah satunya menjadi gol tunggal.
Meskipun Indonesia U-19 juga melakukan tembakan tepat sasaran sebanyak 4 kali, namun kesalahan yang mereka buat juga cukup banyak. Angka kehilangan bola (loose ball) yang dilakukan oleh pemain Indonesia U-19 mencapai angka 37. Gol Australia U-19 dari Jaushua Sotirio yang terjadi di menit ke-66 juga berawal dari loose ball Dimas Drajad.
Tingginya angka loose ball disebabkan oleh minimnya pergerakan tanpa bola dari pemain Indonesia U-19, terutama di wilayah 1/3 pertahanan Australia U-19. Di wilayah tersebut, penyerang Indonesia U-19 lebih banyak melakukan operan ke belakang ketimbang operan ke jantung pertahanan atau penetrasi individu. Dinan Yahdian tercatat melakukan operan ke belakang dan juga yang paling banyak kehilangan bola di 1/3 pertahanan Australia maupun secara keseluruhan.
Transisi Permainan
Lini tengah Indonesia U-19 bermain lebih rapat di babak pertama. Dari tiap aksi yang melibatkan bola di babak pertama, barisan gelandang Indonesia U-19 berani dalam meladeni permainan Australia U-19. Trio Hargianto-Evan-Paulo bermain berdekatan membentuk segitiga, sehingga menyulitkan Australia dalam menembus pertahanan Indonesia U-19, seperti terlihat pada peta kontribusi pemain dibawah ini.
Namun sayangnya karakter tersebut tidak muncul di babak kedua. Terlalu fokus dengan agenda mencetak gol membuat lini tengah Indonesia U-19 lebih banyak naik menyerang. Ketika serangan yang melibatkan Evan Dimas dan Paulo Sitanggang gagal dan lawan membangun serangan balik, hanya ada Hargianto yang harus menghadapi counter attack.
Selain posisi Evan Dimas yang lebih maju dibandingkan babak pertama, fokus para pemain Indonesia U-19 juga terlalu tertuju pada bola. Pergerakan tanpa bola pemain Australia U-19 kurang diperhatikan oleh para pemain Garuda Jaya.
Terlihat dari proses gol Australia U-19, ketika bola sudah berada di daerah pertahanan TimNas, Evan Dimas dan Paulo Sitanggang terlambat untuk mundur membantu pertahanan. Akibatnya gelandang serang Australia U-19, Daniel Peter leluasa memberikan operan kepada Jaushua Sotirio yang berdiri bebas tanpa pengawalan sehingga pemain bernomor punggung 21 tersebut berhasil menceploskan bola ke pojok kiri gawang Ravi Murdianto.