Ulasan Pertandingan – 8 Besar ISL 2014: Semen Padang vs Arema Cronus, 29 Oktober 2014

Salah satu laga pamungkas dari Grup K di Babak 8 Besar Indonesia Super League (ISL) 2014 antara Semen Padang melawan Arema Cronus berakhir dengan hasil imbang 2-2. Hasil tersebut terasa pahit bagi Semen Padang yang harus menghentikan perburuan gelar juara ISL karena raihan poin mereka disusul oleh Persipura, yang di laga lain berhasil menghempaskan tuan rumah Persela dengan skor 4-1. Dengan demikian, 2 tim yang lolos ke semifinal ISL 2014 dari Grup K adalah Persipura sebagai juara grup dan Arema sebagai runner-up.

Statistik Semen Padang vs Arema Cronus 29 Oktober 2014
Statistik Semen Padang vs Arema Cronus
29 Oktober 2014

Babak 1
Laga diawali dengan keputusan kontroversial wasit yang bahkan tidak memberikan tendangan bebas kepada Semen Padang menyusul terjangan keras Kurnia Meiga terhadap Osas Ikpefua di depan kotak penalti Arema. Dalam insiden tersebut, Kurnia Meiga juga bertindak sebagai pemain terakhir dalam situasi 1-on-1, yang jika wasit Novari Ikhsan lebih jeli dalam melihat kejadian, kiper Arema tersebut bisa saja mendapat kartu merah. Protes pemain Semen Padang tetap tidak membuat wasit bergeming.

Arema yang di laga tersebut hanya butuh hasil imbang untuk memastikan tiket ke semifinal unggul lebih dulu melalui sundulan Alberto “Beto” Goncalves yang memanfaatkan umpan sepak pojok Ahmad Bustomi di menit ke-7. Keputusan wasit yang merugikan, ditambah dengan hadirnya gol Beto membuat ritme permainan Semen Padang terganggu. Eka Ramdani dkk. tercatat melakukan 51 kali kesalahan passing dan 11 kali kehilangan penguasaan bola selama babak pertama.

Gelandang Semen Padang yang tampak lebih fokus menyerang menyebabkan celah antara lini belakang dengan lini tengah mereka menjadi terbuka. Sementara Arema bermain rapat di tengah, di mana mobilitas Juan Revi dan I Gede Sukadana mampu menahan serangan Semen Padang sebelum bisa masuk ke jantung pertahanan. Pertahanan solid Arema dibuktikan dengan 5 kali tackling yang berhasil dari 6 percobaan. Serangan balik Arema juga beberapa kali merepotkan barisan pertahanan Semen Padang. Kombinasi trio Cristian Gonzales, Beto, dan Gustavo Lopez membuat Fakrurrazi harus 2 kali membuat penyelamatan gemilang.

Ricky Ohorella dan Hendra Bayaw sesekali menyerang sisi kiri pertahanan Arema dengan mengandalkan kecepatan. Namun sayangnya umpan-umpan silang yang mereka kirimkan dapat dengan mudah dimentahkan oleh barisan belakang Arema.

Babak pertama berakhir dengan kedudukan 1-0 untuk Arema.

Babak 2

Pelatih Jafri Sastra memasukkan M. Nur Iskandar menggantikan Rudy untuk menambah daya gedor Semen Padang tepat setelah istirahat. Kehadiran mantan striker Persibo tersebut terbukti membuat pertahanan Arema menjadi lebih waspada. Dalam kurun waktu 5 menit pertama babak ke-2, lini belakang Arema melakukan 2 kali pelanggaran di depan kotak penalti mereka. M. Nur Iskandar yang menjadi eksekutor free kick bagi Semen Padang gagal membobol gawang Meiga pada percobaan pertama. Namun di percobaan kedua, pemain bernomor punggung 17 tersebut berhasil menaklukkan Meiga dengan tembakan bebas melengkung. Skor menjadi 1-1 di menit ke-51.

Gol tersebut melecut semangat Tim Kabau Sirah untuk bermain lebih ofensif demi mengejar gol. Osas Marvelous yang bermain kurang maksimal pun digantikan oleh Airlangga di menit ke-57. Sementara Arema mencoba bermain lebih bertahan dengan memasukkan Hendro Siswanto menggantikan Ahmad Bustomi di menit ke-62. Sebelumnya, Beto yang cedera harus ditarik keluar dan digantikan oleh Samsul Arif di menit ke-59.

Sayangnya, celah yang menganga antara lini tengah dan lini belakang akhirnya dimanfaatkan secara maksimal oleh Arema. Setelah memenangkan perebutan bola di lini tengah, Purwaka Yudi mengirim umpan panjang ke jantung pertahanan Semen Padang kepada Gonzales, yang dengan dingin melepaskan tembakan ke pojok kiri bawah gawang Fakrurrazi. Arema kembali unggul dengan skor 2-1 di menit ke-64.

Sisa laga menyajikan Semen Padang yang bermain keluar menyerang ke pertahanan Arema yang bermain defensif. Melihat lini tengah Arema yang kokoh, Semen Padang mulai membangun serangan lewat sektor sayap. Hingga menit ke-80, tercatat Semen Padang mengirimkan 8 kali umpan crossing. Hasilnya di menit 83, umpan silang rendah Novan Setya ke jantung pertahanan Arema berhasil dimanfaatkan oleh Airlangga yang berhasil melepaskan penjagaan Purwaka dan menceploskan bola ke gawang Meiga dan mengubah skor menjadi 2-2.

Di detik-detik terakhir pertandingan, kembali terjadi insiden kontroversial yang melibatkan Victor Igbonefo dan Esteban Vizcarra. Dalam posisi offside, Vizcarra menerima umpan dan kemudian dijatuhkan oleh Igbonefo di dalam kotak penalti. Hakim garis tidak memberikan tanda offside dan wasit Novari Ikhsan juga tidak memberikan penalti kepada Semen Padang. Keputusan tersebut kembali menuai protes dari beberapa pemain Semen Padang hingga menyulut aksi pelemparan obyek oleh penonton. Namun tidak ada keputusan lebih lanjut dari wasit selain membiarkan pertandingan berlanjut dan akhirnya berakhir dengan hasil 2-2.

***

Hasil tersebut membuat langkah Semen Padang terhenti di Babak 8 Besar ISL 2014. Namun, perjalanan panjang mereka selama babak penyisihan wilayah hingga Babak 8 Besar patut diapresiasi. Dengan materi pemain yang tidak terlalu glamor, anak asuh Jafri Sastra mampu menyulitkan tim-tim lain dengan skuad mentereng seperti Arema, Persib dan bahkan Persipura. Semen Padang kalah secara terhormat. Salut untuk Tim Kabau Sirah. Semoga sukses di musim-musim berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.