Program Kick-Off AFC

Sebagai benua terbesar di dunia dengan bermacam keanekaragaman, Asia memiliki peran yang cukup penting dalam dunia sepak bola internasional secara umum. Benua Asia pernah menjadi pasar yang sangat menjanjikan bagi ekspansi industri sepak bola dari negara-negara maju, khususnya negara-negara Eropa. Sebagai contoh, angka audiensi (pemirsa) televisi siaran kompetisi Liga Primer Inggris (EPL) di Asia mencapai lebih dari 30%. Di musim 2011/12, jumlah fans klub-klub EPL di Asia mencapai angka 240 juta dari total 815 juta fans sepak bola di Asia dan benua Oseania berdasarkan data dari Sports Markt’s. Di sisi lain, sepak bola Asia sendiri mulai beranjak ke tingkat yang lebih maju terkait industri sepak bola professional. Faktanya, 22 tahun yang lalu Jepang belum memiliki kompetisi liga profesional. Bahkan sepak bola bukanlah cabang olah raga yang populer di negara tersebut. Namun di tahun 2002, FIFA sudah bisa mempercayai penyelenggaraan ajang Piala Dunia di Jepang, yang menjadi co-host bersama Korea Selatan. Sekarang, Jepang menjadi tim Asia dengan posisi tertinggi di ranking FIFA, dengan lebih dari 20 pemain asal Negeri Matahari Terbit yang bermain di klub-klub profesional top di luar negeri. Namun, di luar pencapaian Jepang, pembangunan sepak bola di Asia dalam hal pelaksanaan kompetisi liga dan tata kelola klub profesional dalam skala nasional belum berkembang secara merata di seluruh negara anggota AFC.

Sebagai badan tertinggi yang membawahi sepak bola di Asia, Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) telah menyusun beberapa rencana dan agenda untuk membawa sepak bola Asia ke arah yang lebih maju. Salah satu agenda penting yang perlu terus ditunjang adalah implementasi dan pelaksanaan kompetisi regional di tingkat antar-negara dan tingkat antar-klub internasional. Pada tingkat antar-negara, AFC kini menjadwalkan pelaksanaan ajang Piala Asia setiap 4 tahun sekali. Selain itu, tidak seperti konfederasi lain, AFC juga mendorong negara-negara anggotanya untuk menyelenggarakan kompetisi sub-regional antar-negara di bawah federasi induk sub-regionalnya masing-masing. Tiap sub-regional AFC: Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Tengah/ Selatan, dan Asia Barat hingga sekarang masih melaksanakan kompetisi sub-regional di wilayahnya masing-masing tanpa mengganggu kalender tahunan FIFA.

Pada tingkat antar-klub internasional, AFC memiliki 2 kompetisi besar: Liga Champions Asia (LCA) dan Piala AFC. Tidak jauh berbeda dengan sistem yang dianut di Eropa, peserta kompetisi LCA dan Piala AFC adalah klub-klub terbaik yang mewakili negaranya masing-masing. Tim terbaik yang berhak mengikuti ajang antar-klub AFC adalah klub perwakilan masing-masing negara anggota yang mengacu pada jatah slot berdasarkan standar AFC, yang umumnya menjadi jatah juara liga atau tim di posisi 3 teratas di kompetisi liga. Juara LCA akan mendapat kehormatan untuk mewakili Asia di ajang Piala Dunia Antar-Klub FIFA.

Namun, jika kita lihat daftar negara yang pernah menjuarai ajang Piala Asia, distribusi juara di sepak bola Asia condong mengarah ke 2 sub-region: Timur dan Barat. Hanya ada 6 negara anggota AFC sekarang yang pernah memenangi Piala Asia sejak pertama kali diselenggarakan tahun 1956: Jepang (4 kali) dan Korea Selatan (3) yang keduanya berasal dari Federasi Sepak Bola Asia Timur (EAFF), lalu Arab Saudi (3), Iran (3), Kuwait (1), dan Irak (1) yang mewakili Federasi Sepak Bola Asia Barat (WAFF).

Hal yang tidak jauh berbeda terjadi di level antar-klub internasional. Sejak edisi 2002/03, trofi LCA hanya berpindah-pindah negara di wilayah Barat dan Timur Benua Asia. Dalam 11 penyelenggaraan terakhir, klub-klub dari negara-negara anggota WAFF memenangi LCA sebanyak 4 kali, sementara 7 sisanya dimenangkan oleh klub-klub dari negara-negara anggota EAFF. Sementara untuk Piala AFC, klub-klub dari negara-negara anggota WAF sangat mendominasi perolehan juara sejak penyelenggaraan pertama kejuaraan tersebut di tahun 2004. 10 edisi Piala AFC dimenangi oleh klub-klub dari negara-negara anggota WAFF, dan hanya sekali ajang tersebut dimenangi jatuh ke klub dari negara non-WAFF, ketika FC Nasaf dari Uzbekistan menjadi juara di tahun 2011.

Oleh karena itu, guna memperkecil jurang perbedaan prestasi dan pencapaian antar sub-regionalnya, juga untuk memajukan pembangunan sepak bola di seluruh Asia, AFC meluncurkan beberapa program pengembangan yang dimulai dari level klub, yang merupakan inti tata kelola sepak bola profesional di taraf nasional.

Program Kick-Off AFC

Program Kick Off adalah program pengembangan yang ditujukan secara eksklusif untuk peningkatan tata kelola klub profesional dan kompetisi liga di negara anggota AFC. Program ini pertama kalinya diluncurkan di 11 negara anggota – Bangladesh, Iran, Jordania, Malaysia, Myanmar, Oman, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Uni Emirat Arab dan Yaman. Fokus dari program ini adalah bantuan di bidang manajemen/ marketing kompetisi lokal di negara peserta program ini, juga klub-klub pesertanya. Program ini juga didukung oleh FIFA dan UEFA dalam implementasinya. Tenaga ahli dari berbagai bidang dikirimkan untuk ikut terlibat dalam program. Layanan yang disediakan dari program ini termasuk perencanaan strategis, konsultasi, mentoring, seminar, juga kunjungan dari Eksekutif AFC.

Salah satu keunggulan khusus yang diberikan oleh Program Kick-Off adalah penekanan pada penguatan tata kelola klub dan kompetisi liga di setiap negara-negara anggota dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada. Oleh karena itu, program ini akan menyusun solusi mandiri berkesinambungan yang disesuaikan bagi masalah-masalah yang dikemukakan oleh negara anggota dalam pengelolaan kompetisi lokalnya masing-masing.

Layanan program ini mencakup beberapa bidang dari tingkat manajemen hingga tingkat individu. Penyelenggaraan kompetisi liga dan tata kelola klub ada pada tingkat manajemen, sementara player support ada pada tingkat individu. Sinergi dari tiap tingkat ditujukan untuk terlaksananya kompetisi liga dengan tata kelola dan implementasi yang lebih baik Negara anggota yang mendaftar untuk mengikuti program ini juga akan mendapat insentif keuangan dengan besaran maksimal $20,000 per proyek per tahun. Hingga kini, ada 20 negara anggota AFC yang sudah mengikuti program ini, dan AFC pun masih mendorong negara-negara lain untuk mendaftar.

click on image to enlarge
click on image to enlarge

AFC berharap program ini dapat mempersempit jurang pembangunan sepak bola di Asia seiring berjalannya waktu, terutama di tingkat klub. Dengan kondisi yang lebih kompetitif di antara negara-negara anggota AFC pada tingkat nasional dan tingkat klub, sepak bola Asia mampu melangkah lebih maju secara global di masa mendatang. Sesuai dengan slogan yang dianut oleh AFC, “The future is Asia.”

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.