Kandidat Bek Kiri Timnas Indonesia

Indonesia di era bersatunya KPSI dan PSSI telah melakukan dua pertandingan internasional melawan Arab Saudi (Pra Piala Asia) dan Belanda (persahabatan). Menghadapi kedua lawan yang di atas kertas berada di level yang lebih tinggi, Indonesia cenderung bermain defensif. Tetapi dalam kedua laga ada hal yang menarik mengenai proses terjadinya gol ke gawang Kurnia Meiga cs. Yaitu empat dari lima gol yang bersarang berasal dari sektor sayap kiri. Berikut merupakan gambar skematis mengenai terjadinya gol tersebut.

Proses kebobolan gol melawan Arab Saudi
Proses kebobolan gol melawan Arab Saudi
Proses kebobolan gol melawan Belanda
Proses kebobolan gol melawan Belanda

Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa salah satu kelemahan tim nasional kita adalah dari sektor sayap kiri. Lebih spesifiknya lagi keempat gol tersebut berasal dari umpan silang. Dengan keadaan di atas tim penulis berusaha mencari bek kiri yang ideal untuk menjawab masalah di atas. Berikut merupakan catatan statistik dari parameter pemain bertahan di ISL 2013 yang bisa menjawab masalah kebocoran di sayap kiri.

Ket: Hijau : catatan terbaik; Orange : catatan kedua terbaik; Merah : catatan terburuk
Ket: Hijau : catatan terbaik; Orange : catatan kedua terbaik; Merah : catatan terburuk

Dilihat dari statistik defensif di tabel tersebut, Tony Sucipto dari Persib pantas menjadi pilihan pertama karena punya catatan terbaik dalam hal statistik selama ISL 2013 berlangsung. Tony punya catatan baik dalam melakukan blok terhadap crossing yang dilakukan oleh sayap kanan pemain menyerang dari tim lawan, yaitu dalam rasio 0,59 per pertandingan. Hanya pemain gaek Ortizan Solossa yang mampu melewati catatan Tony dalam urusan melakukan blok terhadap crossing. Selain berhasil melakukan banyak clearance, Tony juga memberikan rasa aman lewat permainannya yang bersih (urutan ketiga dalam sedikitnya pelanggaran per pertandingan) dan tidak sering kehilangan bola (juga urutan ketiga dalam sedikitnya kehilangan bola per pertandingan). Siapakah pemain lain yang patut dikedepankan sebagai opsi bek kiri bagi timnas?

Ahmad Alfarizi yang hijrah dari Arema Indonesia ke Persija serta punggawa Persepam MU Michael Orah layak diperhitungkan dalam persaingan posisi bek kiri timnas garuda. Alfarizi unggul dalam akurasi tackle dengan angka 67,86%. Hanya kalah oleh Ruben Sanadi yang dalam partai melawan Belanda juga diturunkan sebagai bek kiri sebagai pengganti Tony Sucipto. Permainan aman pun jadi jaminan bagi sisi kiri pertahanan tim di mana Alfarizi bermain karena angka pelanggaran per pertandingannya yang paling sedikit dibanding pemain lainnya di posisi bek kiri. Menarik mengingat pertahanan Indonesia kerap dibombardir lewat set piece dari sisi kiri pertahanan yang diakibatkan pelanggaran.

Meski dalam dua bulan terakhir sering mengalami rotasi, Michael Orah layak diperhitungkan. Dalam enam pertandingan terakhir ia hanya 4 kali menjadi starter di mana 3 di antaranya turun selama 90 menit. Secara rata-rata statistik Orah cukup baik, terutama akurasi tackle-nya yang berada di bawah Ruben dan Alfarizi. Namun rapor merah dia dapatkan di rasio kehilangan bolanya yang cukup banyak dibandingkan bek kiri lainnya. Catatan apik lainnya adalah kemampuannya melakukan intercept?rata-rata sebanyak 6,09 per pertandingan yang hanya kalah oleh Ortizan Solossa.

Dedi Indra yang belakangan dipatok sebagai bek kiri di Persela ada di urutan berikutnya diikuti oleh Ortizan Solossa dan Mahyadi Pangabean. Dedi Indra punya catatan clearance terbaik (5,45 per pertandingan) yang mungkin dibutuhkan saat tim harus bermain lugas dan tanpa kompromi. Statistik kehilangan bolanya pun jadi yang terbaik. Sementara Ortizan bagus dalam menghadang crossing dan melakukan intercept. Meski catatannya cukup baik, umur yang sudah tidak muda serta semakin berkurangnya waktu bermain di Persipura membuat ia harus dikesampingkan dari kandidat bek kiri timnas ini. Mahyadi punya statistik bertahan yang lumayan baik terutama di kemampuannya menghadang umpan silang yang berada di bawah Ortizan dan Tony di rasio 0,5 per pertandingan. Namun seringnya melakukan pelanggaran menjadi permasalahan tersendiri bagi bek kiri Sriwijaya FC ini. Perlu diketahui bahwa melalui catatan kami, Mahyadi punya statistik mentereng dalam hal membantu serangan yang sayangnya tidak kita bahas dalam pemilihan bek kiri kali ini. Ruben Sanadi secara mengejutkan tidak punya statistik yang cukup baik di parameter bertahan lain di samping akurasi tackle-nya sebesar 70% yang jadi nomor wahid.

Dari data diatas bisa kita berikan sugesti bahwa ketika Indonesia menghadapi sebuah tim dengan sayap kanan bertipikal dribbler akan lebih cocok memilih bek kiri dengan kemampuan tackle accuracy yang baik, dalam hal ini Michael Orah dan Ahmad Alfarizi atau bahkan Ruben Sanadi bisa menjadi prioritas. Apabila Indonesia berhadapan dengan sebuah tim dengan sayap kanan bertipikal crosser akan lebih baik untuk memakai bek dengan karakter penghadang umpan silang seperti Tony Sucipto atau Mahyadi Pangabean. Dedi Indra bisa jadi opsi berikutnya bila ingin bermain lebih aman.

Kontributor:Dzulfiqar Diyananda dan Hardani Maulana

One response to “Kandidat Bek Kiri Timnas Indonesia

  1. Hanya saja, pada saat melawan Belanda di GBK, entah mengapa, Toni Sucipto yg bermain di pos bek kiri selalu berkali-kali dilewati oleh pemain Belanda. Mungkin perlu dicoba dengan pemain lain utk mengisi pos tersebut, seperti Orah atau Alfarizi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.