Performa Statistik Jandia Eka Putra, Kiper Urang Awak Semen Padang

Oleh Ashiddiq Adha@kudiak

ICJSC

Sebuah regulasi tidak umum diterapkan pada Piala Jenderal Sudirman (PJS) 2015 ini, yaitu pertandingan-pertandingan yang dilangsungkan selama turnamen ini tidak mengenal hasil imbang. Pemenang suatu pertandingan yang berakhir dengan skor sama kuat diputuskan lewat adu penalti. Salah satu faktor terpenting dalam permainan tos-tosan ini adalah kecermatan seorang penjaga gawang dalam membaca arah bola, terlepas dari bagaimana penendang yang dihadapi. Kecermatan insting penjaga gawang dalam membaca arah bola begitu berpengaruh dalam keberhasilan sebuah tim dalam memenangkan adu penalti.

Sepanjang babak penyisihan PJS, tercatat sudah terjadi tujuh pertandingan berakhir sama kuat di waktu normal dan dilanjutkan dengan adu penalti. Semen Padang adalah tim paling sering yang sepanjang babak penyisihan menyelesaikan pertandingan lewat tendangan penalti. Tiga dari tujuh pertandingan tersebut adalah pertandingan yang dilakoni Kabau Sirah, dan ironisnya, tiga adu penalti tersebut tidak pernah dimenangkan oleh Semen Padang.

Dua paragraf tulisan di atas sebenarnya dapat dikerucutkan menjadi pembahasan utama dalam tulisan ini, yaitu: penjaga gawang dan Semen Padang. Menyebut penjaga gawang dan kaitannya dengan Semen Padang, maka satu jawaban tersebut adalah, Jandia Eka Putra. Penjaga gawang berusia 28 tahun tersebut menjadi pilihan utama di bawah mistar Semen Padang dalam turnamen ini.

Jandia sendiri sudah bergabung dengan Semen Padang sejak tahun 2009, ketika ia hijrah dari rival sekota, PSP Padang. Jandia menjalani debutnya saat Semen Padang bertandang ke markas Persiba Balikpapan di Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Saat itu, Jandia masuk menggantikan Syamsidar yang cedera. Setelah Syamsidar keluar pada musim 2013, sejak itulah Jandia semakin sering menjadi pilihan utama Kabau Sirah.

inilahdotcom
Jandia Eka Putra, Kiper Utama Semen Padang di PJS
sumber: inilah.com

Penalti sebenarnya bukan hal yang asing bagi Jandia. Penjaga gawang asli Padang ini tercatat beberapa kali menyelamatkan gawang Semen Padang dari ancaman kebobolan penalti. Salah satu yang paling berkesan adalah di LSI 2010/2011, ketika Semen Padang bertandang ke Persijap. Saat itu Jandia masih merupakan deputi Syamsidar. Penalti Evaldo Silva di menit akhir berhasil dimentahkan Jandia, yang sekaligus menghindarkan Kabau Sirah dari kekalahan

Di LSI 2015 sendiri, yang mana Semen Padang hanya sempat melakoni dua pertandingan. Jandia tercatat sekali menahan penalti Raphael Maitimo saat menjamu Sriwijaya FC di Palembang dan sukses mengantarkan Semen Padang pulang dari Palembang membawa satu angka.

Tidak hanya itu, di turnamen Piala Presiden, ketika dipinjamkan ke Persiba Balikpapan, Jandia juga sukses menahan penalti Ilija Spasojevic. Meski secara keseluruhan penampilan Jandia di turnamen tersebut tidak mengesankan (kebobolan 10 gol), namun kesuksesannya menahan penalti Spasojevic menambah catatan penyelamatan penalti penjaga gawang berambut gondrong ini.

Pemain Rekap (kiper) - jandia eka putra-01
Performa Jandia bersama Persiba (BPN) di Piala Presiden 2105

Bagaimana dengan performa Jandia di PJS? Secara umum, performa Jandia bagus. Jandia, sepanjang babak penyisihan sukses membuat 14 kali penyelamatan, dengan persentase penyelamatan 83%. Angka tersebut juga didukung dengan sukses 100% menyelamatkan semua tembakan ke gawang saat Semen Padang menghadapi PSM Makassar dan Mitra Kukar.

Dari 17 tembakan ke gawang yang dihadapi Jandia, hanya dua gol Persipura serta sapuan kunci tepat di garis gawang oleh Ricky Ohorella saat melawan Bali United merupakan bola-bola yang mengarah ke arah gawang yang gagal ia selamatkan.

Jandia pun juga mencatatkan catatan apik, sebagai penjaga gawang dengan catatan cleansheet terbanyak. Kiper bernomor punggung 22 ini sukses di tiga pertandingan menjaga keperawanan gawangnya.

Rapor Pemain Recap (GK) - jandia eka putra-01
Rapor Statistik Jandia di Babak Penyisihan PJS

Namun, seperti yang dijelaskan di awal tulisan, Semen Padang adalah kontestan PJS dengan keikutsertaan paling sering di babak adu penalti sejauh ini. Maka otomatis Jandia merupakan penjaga gawang yang paling sering berhadapan dengan bola mati dari titik 12 pas.

Jika dijumlahkan, Jandia telah menghadapi 17 kali tendangan penalti (belum termasuk penalti di luar babak adu penalti saat menghadapi Persipura). Dari 17 penalti itu, Jandia tercatat hanya mampu menyelamatkan dua tendangan. Yang pertama, saat Jandia mampu membaca tendangan pemain PSM, Aditya Putradewa, Jandia mampu membaca arah bola di sebelah tengah bawah. Dan, yang kedua, saat adu penalti menghadapi Mitra Kukar, penjaga gawang yang akrab disapa Kondon ini sukses membaca dan mementahkan tendangan M. Bachtiar, yang diarahkan ke sebelah kiri bawah gawang.

Sisanya, 15 tembakan dari 17 tembakan penalti sukses membobol gawang Jandia, atau persentase penyelamatan penalti Jandia hanya sebesar 12%. Sedangkan, sepanjang turnamen, Jandia mampu enam kali membaca arah tendangan, termasuk dua tembakan yang terselamatkan. Sisanya Jandia gagal menebak arah bola, yang berujung pada gol.

Jika meninjau dari direksi penebakan bola, Jandia cenderung untuk menebak bola ke sisi tepi bawah, yaitu sebanyak 11 kali, dengan rincian 6 kali menebak ke arah kanan bawah dan 5 kali ke arah kiri bawah.

Picture1
Arah Tembakan Penalti ke Gawang Jandia di Babak Penyisihan PJS
klik pada gambar untuk memperbesar

Jika disimpulkan, Jandia memiliki kecendrungan membaca penalti seperti penjaga gawang umumnya, yaitu menebak ke arah sisi tepi bawah gawang. Sementara, untuk arah yang tidak pernah ia dituju adalah, kiri atas, tengah atas, tengah kanan dan tengah.

Dengan catatan yang kurang mengesankan dalam babak adu penalti, sudah barang tentu pelatih penjaga gawang Semen Padang, Zulkarnaen Zakaria, akan memberi porsi latihan khusus adu penalti bagi Jandia, mengingat di babak delapan besar masih akan menggunakan regulasi yang sama. Semen Padang juga akan bersua lawan-lawan yang relatif seimbang, yakni PS TNI, Persija dan Mitra Kukar. Masih besar kemungkinan bagi Kabau Sirah untuk menyelasaikan permainan lewat adu penalti.

Dengan jam terbang adu penalti yang sudah didapatnya selama babak penyisihan, tentu akan menuntut Jandia untuk lebih cermat dalam membantu Kabau Sirah, jika di babak delapan besar nanti harus menyelesaikan pertandingan lewat babak tos-tosan tersebut.

One response to “Performa Statistik Jandia Eka Putra, Kiper Urang Awak Semen Padang

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.