Nil Maizar Dalam Angka

Nil Maizar, Pelatih Muda Berbakat sumber: harianterbit.com
Nil Maizar, Pelatih Muda Berbakat
sumber: harianterbit.com

Nil Maizar dan Semen Padang adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Nil adalah salah seorang punggawa Semen Padang di era 1990-an. Pria kelahiran Payakumbuh ini dulunya merupakan pemain bertahan andalan Kabau Sirah. Selepas gantung sepatu sebagai pesepak bola, Nil pun melanjutkan karir kepelatihannya masih di lingkungan Semen Padang. Sempat menjadi pelatih tim junior dan asisten beberapa pelatih Kabau Sirah. Di musim 2010 akhirnya Nil memulai debutnya sebagai pelatih kepala, saat keikutsertaan perdana Semen Padang di Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011.

Setelah sukses bersama Semen Padang, di tahun 2012 panggilan dari PSSI kepadanya untuk mempimpin tim nasional (timnas) Indonesia menuju Piala AFF 2012 diterima Nil. Dengan segala keterbatasan Nil sukses membuat tim tersebut mecuri perhatian sebagian pencinta sepak bola tanah air. Karir Nil di timnas tidak lama, buntut dari kegagalan di AFF dan beberapa faktor lainnya membuat Nil diputus kontrak. Hingga akhirnya, di pertengahan musim LSI 2014 lalu, Nil dipinang oleh Putra Samarinda (Pusam) sebagai pelatih kepala. Karir Nil di tim kebanggaan masyarakat Samarinda tersebut tidak juga bertahan lama, karena pergantian manajerial tim dan perpindahan homebase dari Samarinda ke Bali menjadi alasan dia tak lagi menukangi tim itu. Pada awal musim 2015 ini, Nil pulang ke rumah untuk kembali ke Semen Padang, tim yang sudah membesarkan namanya.

Dalam kesempatan kali ini, kami akan mengurai perjalanan karir manajerial Nil Maizar, baik itu di kancah klub maupun timnas.

Semen Padang (LSI 2010-2011)
Setelah sukses mengantarkan Semen Padang promosi untuk pertama kalinya ke LSI, Arcan Iurie begitu dipuja-puji publik sepak bola Sumatera Barat. Namun, kontrak pelatih asal Moldova tersebut tidak diperpanjang. Berbagai pertanyaan muncul di kalangan suporter. Tak hanya itu, pengganti Arcan, hanyalah seorang pria dengan nama yang belum akrab di telinga saat itu, Nil Maizar. Beragam pertanyaan dan keraguan mengemuka.

Nil yang di musim sebelumnya hanya menjadi asisten Arcan Iurie dipilih, dikarenakan sudah memiliki sertifikat kepelatihan yang sesuai dengan persyaratan Badan Liga Indonesia (BLI) saat itu, sedangkan Arcan belum.

Sebelum kompetisi digelar, ketidakpercayaan dari suporter diperoleh pria kelahiran 2 Januari 1970 itu. Tapi Nil tetap diam, Nil membuktikannya dengan prestasi yang tak hanya mengejutkan publik sepak bola Padang, tapi juga pencinta sepak bola nasional. Nil sukses mengantarkan tim promosi tersebut mengakhiri kompetisi di peringkat keempat!

Tidak banyak dihuni pemain bintang, Semen Padang di bawah asuhan Nil sukses meraih 12 kemenangan dari 28 pertandingan selama satu musim atau rasio kemenangannya kala itu mencapai 43%. Dalam semusim, Semen Padang sukses mencetak 41 gol. Atau rata-rata di bawah Nil, Kabau Sirah sukses mencetak 1,5 gol per pertandingan. Edward Wilson Junior, penyerang andalan Nil menjadi pencetak gol terbanyak kedua LSI 2011 –di bawah Boaz Solossa–. Wilson sukses mencetak 16 gol.

Sukses Membawa Semen Padang ke Posisi 4 LSI 2011-12 dengan Status Tim Promosi sumber: kabarbola.net
Sukses Membawa Semen Padang ke Posisi 4 LSI 2010-11 dengan Status Tim Promosi
sumber: kabarbola.net

Tidak hanya itu, Nil juga menjadikan Semen Padang sebagai tim dengan jumlah kekalahan tersedikit nomor dua di bawah sang juara, Persipura. Di tahun pertamanya bersama Semen Padang, Nil hanya menderita empat kali kekalahan.

Sebagai mantan pemain belakang, Nil pun juga memberikan pengaruh yang baik bagi pertahanan tim Urang Awak. Total selama satu musim, Semen Padang hanya dibobol 27 kali oleh lawan, atau rata-rata Semen Padang kebobolan 0,96 gol per pertandingan.

Capaian Nil pada tahun pertama sebagai pelatih tidak hanya sampai di situ. Di akhir musim, Nil ditunjuk sebagai pelatih kepala All Stars Team yang akan melakoni pertandingan Perang Bintang melawan Persipura –sebagai juara pada musim itu.

Semen Padang (LPI 2011-2012)
Penampilan gemilang Semen Padang di bawah Nil berlanjut di tahun keduanya. Memilih untuk bermain di Liga Prima Indonesia (LPI), Semen Padang dianggap sebagai salah satu tim terkuat pada kompetisi tersebut.

Di musim keduanya, Nil hanya memimpin timnya bertanding 20 kali, dikarenakan pada April 2012, Nil ditunjuk menjadi pelatih kepala timnas Indonesia. Dari 20 pertandingan yang dilaluinya, Nil membawa Semen Padang menang 11 kali, imbang 7 kali dan dua kali menderita kekalahan. Pada musim tersebut rasio kemenangan Nil meningkat menjadi 55%.

Di pertandingan terakhirnya bersama Semen Padang, yaitu saat melawan Persebaya 1927. Perpisahan Nil dengan suporter pun diwarnai tangisan air mata. Di pertandingan terakhir, Nil sukses mempersembahkan kemenangan 2-1.

Pekerjaan baru diterima Nil. Meski demikian, kompisisi tim yang diwariskan Nil kepada Suhatmam Imam sukses membawa Semen Padang menjadi juara LPI di akhir musim. Meski secara de facto Nil bukanlah pelatih yang memberikan gelar juara tersebut bagi Kabau Sirah. Namun, secara tidak langsung skema yang telah dibangun Nil pada tim yang menjadikan faktor utama Semen Padang bisa menjuarai LPI.

Selama di LPI, Nil dan Semen Padang tampak menjadi suatu kekuatan yang sulit untuk dihentikan. Semen Padang di bawah Nil selama LPI sukses 40 gol dan hanya kebobolan 18 kali. Atau dengan selisih gol mencapai surplus 22.

Timnas Indonesia (2012)

11 Bulan Menukangi Tim Garuda dengan Banyak Permasalahan sumber: bolaindo.com
11 Bulan Menukangi Tim Garuda dengan Banyak Permasalahan
sumber: bolaindo.com

Di tengah ketidakjelasan kondisi persepakbolaan Indonesia saat itu, Nil dengan berani menerima pinangan dari PSSI. Dia membentuk tim yang dipersiapkan untuk AFF 2012. Pekerjaan di timnas ini adalah salah satu pekerjaan tersulit yang pernah dijalani dalam karir kepelatihannya. Nil tidak bisa dengan bebas memilih pemain yang diinginkannya akibat dualisme liga kala itu.

Persiapan timnas di bawah Nil untuk AFF bisa dikatakan punya program yang cukup banyak, PSSI mengadakan berbagai latih tanding bagi timnas dan PSSI pun sempat mengirim timnas mengikuti turnamen Al-Nakbah di Palestina. Total pertandingan persahabatan yang disiapkan PSSI sebanyak 10 kali –termasuk turnamen Al-Nakbah di dalamnya. Dari 10 pertandingan itu, Nil hanya mampu membawa timnas menang dua kali, empat kali imbang dan empat kali kalah.

Di AFF 2012 pun, Nil tidak mampu membawa timnas lolos dari fase grup. Indonesia saat itu kalah bersaing dari Singapura dan Malaysia. Total dari 3 pertandingan AFF, Nil hanya bisa mempersembahkan 4 poin. Hasil dari sekali menang, sekali imbang dan sekali kalah. Dengan total, tiga kali memasukkan gol dan empat kali kemasukkan.

Dengan rasio kemenangan hanya 23%, kegagalan di AFF 2012 serta pergantian beberapa posisi di struktur organisasi PSSI membuat karir Nil tidak bertahan lama. Nil pun akhirnya dipecat pada Maret 2013. Total Nil, hanya 11 bulan menjadi pelatih kepala timnas Garuda.

Putra Samarinda (2014)
Setelah diputus kontrak oleh PSSI, Nil Maizar sempat menganggur dalam waktu yang relatif lama. Sampai akhirnya, pelatih yang sempat menimba ilmu ke Jerman ini ditawari oleh Pusam, untuk mengisi kekosongan posisi pelatih mereka setelah ditinggal oleh Mundari Karya, di akhir putaran pertama LSI 2014.

Di Pusam, target yang diberikan kepadanya tidak terlalu muluk-muluk, Nil ditargetkan membawa Pusam bertahan di LSI. Dalam ketatnya persaingan di Wilayah Timur, Nil menerima tantangan tersebut, dan di akhir musim sukses membawa Pesut Mahakam duduk di posisi enam LSI 2014 Wilayah Timur.

Selama di Pusam, Nil sukses mencatatkan empat kemenangan dari 10 pertandingan, atau 40% dari total pertandingan yang ia lewati sukses ia akhiri dengan tiga angka. Selain itu, Pusam di bawah Nil menderita tiga kali kekalahan dan tiga kali bermain seri.

Kedatangan Nil di Pusam, juga memberi sedikit peningkatan pada sektor pertahanan. Tercatat saat diasuh Mundari Karya, Pusam tercatat kebobolan rata-rata 1,2 gol setiap laga, di tangan Nil angka itu membaik menjadi hanya kebobolan 1 gol setiap pertandingan.

Setengah Musim di Samarinda, Berakhir di Posisi 6 Wilayah Timur LSI 2014 sumber: sidomi.com
Setengah Musim di Samarinda, Berakhir di Posisi 6 Wilayah Timur LSI 2014
sumber: sidomi.com

Di akhir musim, Nil memtuskan untuk tetap bertahan bersama Pusam, meski berbagai godaan datang dari tim besar, seperti: Persipura dan Persija. Nil tidak bergeming, keputusannya bulat untuk bertahan di Samarinda.

Namun keberuntungan tidak berpihak padanya. Setelah Pusam pindah homebase ke Bali dan berganti nama menjadi, Bali United Pusam, kontrak Nil tidak diperpanjang oleh manajemen Bali United. Bali United lebih memilih untuk mengangkat Indra Sjafri sebagai pelatih kepala mereka.

Statistik Kepelatihan Nil Maizar, hingga Awal 2015 klik pada gambar untuk memperbesar
Statistik Kepelatihan Nil Maizar, hingga Awal 2015
klik pada gambar untuk memperbesar

***

Di awal musim 2015, Nil Maizar pun kembali dipanggil untuk melatih tim yang telah membesarkan namanya, Semen Padang. Menyusul rentetan hasil buruk yang diterima Kabau Sirah selama pra-musim, membut manajemen memutus kontrak Jafri Sastra. Nil pun kembali ke kampung halamannya. Bahkan dalam suatu wawancara Nil pernah mengungkapkan bahwa Semen Padang adalah darahnya.

Dengan statistik yang bagus di dua musim awal karir kepelatihannya bersama Semen Padang, mampukah Nil mengulang prestasi tersebut? Demi kebanggaan Ranah Minang.

Oleh Ashiddiq Adha

@kudiak

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.