Tiga Penyerang Tertajam Indonesia Super League 2014

Samsul - Pacho - Loco, 3 Penyerang Tertajam ISL 2014 sumber: indobolanews.com, ongisnade.co.id, sidomi.com
Samsul – Pacho – Loco, 3 Penyerang Tertajam ISL 2014
sumber: indobolanews.com, ongisnade.co.id, sidomi.com

Ferdinand Sinaga boleh saja terpilih sebagai pemain Indonesia Super League (ISL) 2014 berkat kontribusinya membawa Persib Bandung juara. Namun, tanpa mengurangi rasa hormat pada Ferdinand, dia tidak masuk dalam daftar tiga penyerang tertajam ISL musim lalu.

Ada tiga nama lain yang secara statistik lebih layak untuk dikedepankan mengisi daftar tersebut. Tentunya ada nama Emmanuel Kenmogne yang menjadi top scorer ISL 2014. Dua nama lain adalah penyerang Arema, yaitu Samsul Arif dan striker gaek, Cristian Gonzales.

Ada fakta unik di antara ketiganya. Pacho Kenmogne, pemain Kamerun yang punya paspor Belgia, lalu Samsul Arif merupakan pesepak bola berkebangsaan Indonesia. Sementara Cristian Gonzales, pada mulanya sama seperti Kenmogne, berlabel pemain asing, tapi sejak 2010 dia dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia. Ketiganya adalah barometer penyerang berdasar status kewarganegaraannya.

Mengapa ketiganya masuk daftar sebagai penyerang tertajam?
Ketiganya dipilih masuk daftar ini jelas bukan karena faktor suka atau tidak suka. Melainkan melalui analisis data statistik sepanjang musim 2014. Dari data itulah ketiga pemain ini layak untuk disebut sebagai penyerang paling tajam.

Parameter yang dipergunakan tentu jumlah gol. Untuk yang satu ini jelas Kenmogne harus masuk. Tapi, tidak hanya itu, ada parameter lain seperti jumlah penampilan, akurasi tembakan, dan lain sebagainya.

Menariknya ketiga pemain ini memiliki jumlah pertandingan yang sama, yaitu 25 laga. Tapi, ketiganya memiliki jumlah menit bermain yang variatif. Wajar saja karena kebutuhun strategi pelatih satu dua pemain perlu untuk dirotasi. Yang biasanya menjadi pemain inti harus bersabar duduk di bangku cadangan untuk menunggu giliran bermain. Ketiganya mampu menjawab kepercayaan pelatih, ketika diberi kesempatan tampil mereka tampil tajam.

Emmanuel Kenmogne punya kualitas komplet sebagai penyerang

Emmanuel "Pacho" Kenmogne, Top Scorer ISL 2014 sumber: m.beritajatim.com
Emmanuel “Pacho” Kenmogne, Top Scorer ISL 2014
sumber: m.beritajatim.com

Musim 2014 merupakan musim kedua Kenmogne bermain di ISL. Sebelumnya dia bermain untuk Persija Jakarta. Penyerang kelahiran Bafaussam, Kamerun, 2 September 1984, itu musim lalu bermain dalam 2.231 menit. Dia mencetak 25 gol, itu berarti rata-rata golnya pertandingan adalah 1. Rata-rata yang cukup tinggi untuk penyerang.

Dengan demikian berarti pemain yang mengawali karir di Sable FC ini memiliki rataan konversi gol 45%. Pesepak bola yang pernah bermain untuk Royal Antwerp, Olympiakos Nicosia, dan Ethnikos Achna sebelum akhirnya bergabung dengan Macan Kemayoran di pertengahan musim 2013/2014 ini, rata-rata melepaskan tembakan ke arah gawang per pertandingannya 2,2 dengan akurasi 62%. Dia adalah sosok penyerang berbahaya yang ditakuti oleh kiper dan bek lawan.

Melihat statistik tersebut tentu menggiurkan untuk merekrutnya. Persib dan Persija sempat mengajukan tawaran untuk meminangnya tapi dia kemudian memilih bermain untuk Kelantan FA di Liga Malaysia. Dia hijrah ke negeri Jiran itu bersama rekannya semasa di Persebaya, Issac Pupo.

Meski minim menit bermain Samsul Arif tampil tajam

Samsul Arif, Penyerang Lokal Tersubur ISL 2014 sumber: ongisnade.co.id
Samsul Arif, Penyerang Lokal Tersubur ISL 2014
sumber: ongisnade.co.id

Sementara Samsul Arif, meski punya menit bermain yang minim dia mampu tampil tajam ketika diberi kesempatan turun bertanding. Samsul Arif memang bermain dalam 25 pertandingan tapi jumlah menit bermainnya hanya 1.335 menit, jauh berbeda dengan Kenmogne maupun Cristian Gonzales.

Hal tersebut terjadi lantaran Samsul Arif lebih sering tampil sebagai pemain pengganti. Hal yang wajar mengingat Arema menerapkan sistem rotasi bagi semua pemain dan di lini depan ada nama lain seperti Gonzales, Beto Goncalves, Sunarto, hingga Dendi Santoso. Namun, justru di sinilah penyerang kelahiran Bojonegoro, 14 Januari 1985, itu menunjukkan tajinya. Dia mampu mengoleksi 16 gol atau rata-rata 0,64 gol per pertandingan. Rataan konversi golnya 57% dan mencetak gol setiap 83,4 menit.

Pesepak bola yang mengawali karir bersama Persibo Bojonegoro ini juga mampu melakukan tembakan ke arah gawang 1,1 kali per pertandingan. Akurasi tembakannya lebih baik dari Kenmogne, yakni 63%. Kecuali parameter jumlah gol dan rata-rata tembakan ke gawang per pertandingan, pemain yang pernah membela Persela Lamongan pada 2009/2010 dan 2012/2013 ini punya catatan statistik yang lebih baik dibanding Kenmogne.

Cristian Gonzales, tua-tua keladi

Cristian "El Loco" Gonzales, Masih Subur di Usia Senja sumber: liputan6.com
Cristian “El Loco” Gonzales, Masih Subur di Usia Senja
sumber: liputan6.com

Sebutan tua-tua keladi layak disematkan pada Cristian Gonzales. Di usianya yang sudah menginjak 39 tahun ini dia masih mampu jadi salah satu penyerang tertajam di Indonesia. Dia juga masih dipanggil Alfred Riedl untuk tampil di Piala AFF 2014 lalu di Vietnam.

Panggilan tersebut rasanya memang layak mengingat statistiknya bersama Arema di ISL musim lalu cukup mengesankan. Pemain bernama lengkap Cristian Gerard Alfaro Gonzales itu masih kuat bermain dalam 25 pertandingan dengan total 2.135 menit bermain.

Kepercayaan pelatih Suharno dan Joko Susilo tak dia sia-siakan. 15 gol ditorehkannya musim lalu. Meski akhirnya Arema gagal melangkah ke final, Gonzales tetap menyita perhatian sendiri.

Pesepak bola kelahiran Montevideo, 30 Agustus 1975, itu tetap jadi ancaman nyata bagi setiap pertahanan lawan. Dia punya statistik rata-rata 0,6 gol per pertandingan. Dia juga sering melepaskan tembakan ke gawang lawan dengan rata-rata 1,4 tendangan per pertandingan. Akurasi tembakannya 54%. Sementara rataan konversi golnya 42%.

Dilihat dari data statistik memang di bawah Kenmogne dan Samsul Arif. Tapi, pencapaian El Loco –julukan Gonzales- tetaplah fenomenal. Dia sudah melewati usia emasnya sebagai pesepak bola tapi tetap bisa tampil tajam dan jadi elemen penting bagi klub yang dibelanya.

Gonzales juga punya rekor tersendiri di Liga Indonesia. Mengawali karir di Sud America dia mulai bermain di Indonesia ketika bergabung dengan PSM Makassar pada musim 2003/2004. Penampilan trengginasnya bersama Oscar Aravena menarik banyak minat dari klub lain. Dia akhirnya hijrah ke Persik Kediri di mana dia mampu menjuarai Liga Indonesia musim 2006. Setelah sempat membela Persib Bandung dan Persisam Putra Samarinda, Gonzales bergabung dengan Arema hingga kini. Total dia sudah mencetak 173 gol yang berarti paling banyak di antara pemain lain yang pernah bermain di Liga Indonesia sepanjang sejarah kompetisi di Tanah Air.

Musim 2015 Gonzales diperpanjang kontraknya oleh manajemen Arema. Dia tampaknya masih akan jadi andalan di lini depan. Pada usianya yang menjelang 40 tahun ini dia masih layak untuk diharapkan mencetak gol mengingat dia punya kemampuan brilian untuk mencari ruang di daerah pertahanan lawan dan menuntaskan peluang sekecil apapun.

Infografis 3 Penyerang Tersubur ISL 2014 (klik pada gambar untuk memperbesar)
Infografis 3 Penyerang Tersubur ISL 2014
(klik pada gambar untuk memperbesar)

Dengan Kenmogne hengkang, Samsul Arif dan Gonzales kini merupakan dua penyerang tertajam di ISL 2014 yang masih tersisa. Keduanya akan bersaing dengan penyerang lain yang punya potensi untuk jadi penyerang tertajam seperti Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, Boaz Solossa, Lancine Kone, dan lainnya. Menarik untuk menantikan kiprah mereka di ISL 2015.

Oleh Sirajudin Hasbi
@hasbisy

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.